Bandara Husein Sastranegara: Terganjal Kapasitas untuk Penerbangan Jet Komersial?

Bandara Husein Sastranegara, yang terletak di jantung Kota Bandung, menghadapi tantangan signifikan dalam melayani penerbangan jet komersial. Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dhani Gumelar, mengungkapkan bahwa secara teknis, bandara ini tidak lagi memadai untuk mengakomodasi pesawat jet komersial.

Menurut Dhani Gumelar, Bandara Husein Sastranegara tetap beroperasi, namun terbatas pada penerbangan pesawat propeller, melayani rute seperti Pangandaran dan Halim. Hal ini memunculkan perdebatan mengenai masa depan bandara di tengah upaya untuk mengoptimalkan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Wali Kota Bandung, M Farhan, sebelumnya mengusulkan reaktivasi Bandara Husein Sastranegara sebagai respons terhadap sepinya aktivitas penerbangan di Kertajati. Usulan ini muncul di tengah kekhawatiran mengenai kerugian yang dialami Pemerintah Provinsi Jawa Barat akibat operasional Kertajati.

Namun, Dhani Gumelar menegaskan bahwa penerbangan jarak jauh akan tetap dilayani di Kertajati, sementara Bandara Husein Sastranegara dapat difokuskan untuk penerbangan jarak dekat dengan pesawat propeller. Strategi ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi kedua bandara dalam mendukung konektivitas wilayah.

Pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono, menyoroti tantangan lain terkait reaktivasi Bandara Husein Sastranegara. Ia berpendapat bahwa bandara ini memiliki keterbatasan pengembangan karena lokasinya yang dikelilingi pegunungan. Selain itu, penggunaan bandara oleh TNI AU, Sekolah Penerbang, dan PT Dirgantara Indonesia juga dapat menghambat operasional komersial yang optimal.

Sony Sulaksono juga menyoroti dampak kemacetan yang mungkin timbul akibat reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, terutama dengan belum selesainya pembangunan Flyover Nurtanio. Ia memperkirakan bahwa kemacetan lalu lintas dapat menjadi masalah serius jika bandara kembali dioperasikan secara penuh.

Berikut adalah poin-poin utama yang menjadi pertimbangan dalam menentukan masa depan Bandara Husein Sastranegara:

  • Keterbatasan Teknis: Ketidakmampuan bandara untuk melayani pesawat jet komersial.
  • Optimalisasi Kertajati: Fokus pada penerbangan jarak jauh di BIJB Kertajati.
  • Keterbatasan Pengembangan: Lokasi yang dikelilingi pegunungan dan penggunaan oleh pihak militer.
  • Dampak Kemacetan: Potensi kemacetan lalu lintas akibat reaktivasi.

Masa depan Bandara Husein Sastranegara masih menjadi bahan perdebatan dan memerlukan kajian mendalam untuk memastikan solusi yang optimal bagi konektivitas dan pertumbuhan ekonomi wilayah Bandung dan Jawa Barat.