Lansia Muslim di Inggris Terkejut Temukan Ham dalam Quiche di Panti Jompo
Seorang lansia Muslim di sebuah panti jompo di Blackburn, Inggris, mengalami pengalaman tidak menyenangkan saat menemukan daging babi dalam hidangan quiche yang disajikan kepadanya. Insiden ini memicu kekecewaan mendalam dan menyoroti pentingnya kepekaan terhadap kebutuhan diet berdasarkan keyakinan agama.
Lansia tersebut, yang merupakan penghuni Linden House, Delph Lane, mengaku terkejut dan jijik setelah tanpa sengaja mengonsumsi quiche yang ternyata mengandung ham. Dalam ajaran agama Islam, konsumsi daging babi diharamkan, sebagaimana tertulis jelas dalam Al-Qur'an. Pengalaman ini sangat mengecewakan baginya, terutama karena ia telah tinggal di panti jompo tersebut selama empat bulan dan staf panti seharusnya sudah mengetahui preferensi makanannya yang halal atau vegetarian.
Menurut laporan, insiden terjadi saat makan siang ketika quiche disajikan sebagai salah satu menu. Quiche, sejenis pai gurih asal Prancis, biasanya terdiri dari kulit pastri yang diisi dengan adonan telur dan berbagai isian, seperti keju, sayuran, daging, atau makanan laut. Dalam kasus ini, quiche yang disajikan ternyata berisi ham, yaitu daging babi bagian kaki.
Lansia tersebut mengungkapkan bahwa ia telah menanyakan kepada staf panti jompo apakah makanan yang disajikan halal. Namun, ia tidak menerima jawaban yang jelas. Setelah menggigit quiche, ia langsung menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Ia kemudian memeriksa makanan tersebut dan menemukan potongan ham di dalamnya. Ia merasa mual dan jijik setelah menyadari bahwa ia telah mengonsumsi daging babi.
"Sejujurnya, saya merasa sangat jijik," ujarnya. "Ini bertentangan dengan keyakinan dan agama saya. Seharusnya saya makan quiche keju atau sayuran." Ia menambahkan bahwa ia tidak pernah mengonsumsi daging babi seumur hidupnya dan kejadian ini membuatnya merasa sakit secara fisik. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya karena belum menerima permintaan maaf dari pihak panti jompo atas kesalahan tersebut.
Insiden ini menyoroti pentingnya bagi penyedia layanan, termasuk panti jompo, untuk memiliki sistem yang efektif dalam mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan diet individu, terutama yang berkaitan dengan keyakinan agama. Kesalahan dalam penyajian makanan dapat menyebabkan dampak emosional dan fisik yang signifikan bagi individu yang terpengaruh.
Kasus ini juga menjadi pengingat akan perlunya peningkatan kesadaran dan pelatihan bagi staf panti jompo mengenai praktik-praktik keagamaan dan budaya yang berbeda, termasuk larangan makanan tertentu. Dengan demikian, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang dan semua penghuni panti jompo dapat merasa aman dan dihormati dalam lingkungan tempat tinggal mereka.
Pihak panti jompo diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa kebutuhan diet semua penghuni terpenuhi dengan baik, termasuk memberikan informasi yang jelas mengenai kandungan makanan yang disajikan dan menawarkan pilihan makanan yang sesuai dengan keyakinan agama masing-masing.