Distribusi Biskuit dan Kacang Atom di SDN Pondok Betung Bukan Program Resmi Badan Gizi Nasional
Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa pembagian makanan berupa biskuit dan kacang atom di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Betung 01, Pondok Aren, Tangerang Selatan, bukanlah bagian dari kebijakan resmi mereka. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan kepastian ini pada hari Jumat (20/6/2025), merespons kebingungan yang muncul terkait jenis makanan yang diterima oleh pihak sekolah.
Keheranan sebelumnya diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN Pondok Betung 01, Hamidah, yang terkejut mendapati paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dikirimkan ke sekolahnya berisi makanan ringan (snack), alih-alih makanan bergizi lengkap seperti nasi, lauk pauk, dan sayuran seperti yang diinformasikan sebelumnya.
Menjelang libur sekolah, BGN telah menyiapkan petunjuk teknis (juknis) untuk pembagian MBG. Dadan menjelaskan bahwa pada hari yang sama, BGN mengadakan rapat koordinasi dengan Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG), melibatkan 1.816 SPPG untuk membahas persiapan juknis pembagian MBG selama libur sekolah.
"Siang ini ada Rakor dengan 1.816 SPPG yang berjalan untuk juknis (MBG) di masa libur sekolah," ujarnya.
Dadan menekankan bahwa penyusunan juknis mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk tingkat kehadiran siswa dan efektivitas pemberian asupan gizi yang berkelanjutan. Untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran, BGN meminta para Kepala SPPG di berbagai daerah untuk melakukan survei langsung kepada para siswa, guna mengetahui frekuensi kehadiran mereka di sekolah untuk menerima manfaat MBG.
Survei ini dilakukan untuk memastikan distribusi MBG berjalan efektif dan tepat sasaran.
- Jika siswa masih memungkinkan untuk datang ke sekolah, MBG akan diberikan dalam bentuk makanan segar (fresh food).
- Siswa juga akan dibekali dengan makanan yang lebih tahan lama, seperti telur, buah, dan susu, untuk dikonsumsi selama satu atau dua hari ke depan.
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga asupan gizi siswa selama libur sekolah, dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah.