Desa Permai di Kepulauan Meranti Terancam Hilang Ditelan Abrasi, Warga Menanti Uluran Tangan Pemerintah Pusat

Abrasi Ancam Desa Permai, Kepulauan Meranti

Abrasi pantai terus menggerogoti wilayah Desa Permai, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Dampak erosi pantai ini tidak hanya mengancam permukiman warga, tetapi juga keberadaan fasilitas publik yang vital bagi kehidupan masyarakat setempat.

Desa Permai, yang terletak di ujung Kecamatan Rangsang Barat dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka, kini menghadapi ancaman serius. Kepala Desa Permai, Azman, mengungkapkan kekhawatirannya akan dampak abrasi yang semakin parah setiap tahunnya, terutama saat musim pasang tiba.

Kerusakan Akibat Abrasi

"Setiap bulan September, warga kami selalu dilanda kecemasan akibat pasang besar dan gelombang tinggi yang menghantam bibir pantai," ujar Azman. Menurutnya, pengikisan pantai mencapai 15 hingga 20 meter per tahun, menyebabkan wilayah desa menyusut secara signifikan. Luas Desa Permai yang dulunya mencapai 45 kilometer persegi, kini hanya tersisa sekitar 20 kilometer persegi.

Jalan poros desa, yang sebelumnya berjarak 1 kilometer dari garis pantai, kini hanya berjarak sekitar 60 meter. Area di sekitar jalan tersebut dulunya merupakan lahan perkebunan kelapa dan permukiman warga, yang kini telah hilang tergerus abrasi. Lebih mengkhawatirkan lagi, di sekitar jalan poros tersebut terdapat fasilitas-fasilitas penting seperti:

  • Tiga sekolah
  • Kantor desa
  • Rumah ibadah
  • Pos pelayanan terpadu (Posyandu)

Fasilitas-fasilitas ini sangat rentan terhadap ancaman abrasi jika tidak ada tindakan pencegahan yang segera dilakukan.

Harapan akan Solusi Permanen

Azman mengungkapkan bahwa solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah abrasi ini adalah dengan membangun batu pemecah ombak. Ia khawatir jika tidak ada tindakan konkret, dalam lima tahun ke depan Desa Permai hanya akan menjadi kenangan.

"Jika tidak dibangun batu pemecah ombak, lima tahun ke depan kampung kami mungkin hanya akan menjadi sejarah," tegasnya.

Oleh karena itu, Azman sangat berharap pemerintah pusat dapat segera mengalokasikan anggaran untuk pembangunan batu pemecah ombak sepanjang 3,5 kilometer. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau telah membangun sekitar 500 meter batu pemecah ombak, namun jumlah tersebut belum cukup untuk menahan gempuran ombak. Mengingat kondisi keuangan pemerintah provinsi yang sedang mengalami defisit, Azman berharap pemerintah pusat dapat memberikan bantuan untuk menyelamatkan Desa Permai.