Indonesia Pertimbangkan Teknologi Nuklir China dan Rusia untuk PLTN Mini

Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kemungkinan pemanfaatan teknologi dari China dan Rusia dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Fokus utama adalah pada penerapan konsep Small Modular Reactor (SMR) yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi geografis Indonesia.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa studi komprehensif tengah dilakukan untuk memastikan teknologi yang dipilih benar-benar tepat. Beberapa negara telah dikunjungi untuk mempelajari pengembangan SMR, termasuk Kanada dan Korea Selatan. Namun, hanya China dan Rusia yang saat ini memiliki teknologi SMR yang siap untuk diimplementasikan.

"Kami telah meninjau berbagai opsi, dan saat ini China dan Rusia menawarkan teknologi SMR yang paling menjanjikan," ujar Yuliot di Jakarta.

Selain faktor teknologi, pemerintah juga menekankan pentingnya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek PLTN. Target TKDN yang ditetapkan adalah sekitar 40 persen. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan keterlibatan industri lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Kementerian ESDM juga tengah menyusun regulasi terkait pengolahan uranium sebagai bahan bakar PLTN. Potensi uranium di Indonesia cukup signifikan, terutama di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, yang diperkirakan memiliki cadangan sekitar 24.112 ton. Pengelolaan bahan radioaktif ini akan melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk memastikan keamanan dan keselamatan.

Pembangkitan energi nuklir melalui SMR menawarkan beberapa keunggulan, termasuk fleksibilitas lokasi, biaya investasi yang lebih rendah dibandingkan PLTN konvensional, dan waktu konstruksi yang lebih singkat. Selain itu, SMR juga diklaim memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi karena desainnya yang lebih sederhana dan sistem keselamatan pasif.

  • Fleksibilitas lokasi
  • Biaya investasi yang lebih rendah
  • Waktu konstruksi lebih singkat
  • Tingkat keamanan tinggi

Indonesia menaruh harapan besar pada energi nuklir sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat dan mengurangi emisi karbon. Pemanfaatan teknologi dari China dan Rusia, dengan tetap memperhatikan aspek TKDN dan keselamatan, diharapkan dapat mempercepat realisasi program PLTN di Indonesia.