Bitcoin Ungguli Emas di Tengah Gejolak Global: Investor Beralih ke Aset Digital
Bitcoin Jadi Pilihan Utama Investor di Tengah Ketidakpastian Geopolitik
Di tengah pusaran ketegangan geopolitik yang meliputi Timur Tengah dan kebijakan moneter ketat yang diterapkan oleh Federal Reserve (The Fed), Bitcoin muncul sebagai aset yang menarik perhatian investor global. Fenomena ini menandai perubahan signifikan dalam cara investor memandang aset digital, khususnya Bitcoin, sebagai lindung nilai (hedge) terhadap ketidakpastian ekonomi.
Vice President INDODAX, Antony Kusuma, menyoroti ketahanan Bitcoin di level US$ 104.000, bahkan saat indeks saham global seperti Nasdaq tertekan dan inflasi kembali menjadi momok menakutkan. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan, dipicu oleh dukungan mantan Presiden AS Donald Trump terhadap rencana serangan ke fasilitas nuklir Iran, meskipun keputusan final belum diambil.
Kondisi pasar yang volatil ini mendorong pelaku pasar untuk mencari aset alternatif yang mampu bertahan dari tekanan makroekonomi. Secara mengejutkan, emas, yang selama ini dikenal sebagai instrumen lindung nilai yang aman (safe haven), justru mengalami pelemahan. Harga emas global merosot 2,5% dari US$ 3.420 pada 13 Juni 2025 menjadi US$ 3.335 pada 20 Juni 2025, setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tinggi dan memperlambat laju pemangkasan suku bunga hingga beberapa tahun mendatang.
Transformasi Persepsi Investor Terhadap Bitcoin
Ketahanan Bitcoin dalam menghadapi tekanan ini mengindikasikan perubahan mendasar dalam pola pikir investor global terhadap aset digital. Lebih dari sekadar fluktuasi harga, pasar global mulai menempatkan Bitcoin sebagai elemen penting dalam strategi aset dunia. Di era ketika bank sentral cenderung bersikap ketat dan ketidakpastian geopolitik meningkat, investor mencari instrumen yang netral secara politik, transparan, dan sulit dimanipulasi. Bitcoin, dengan karakteristiknya yang unik, memenuhi semua kriteria tersebut.
Antony Kusuma menambahkan bahwa tren investasi terhadap Bitcoin menunjukkan pendekatan yang lebih matang. Investor, termasuk institusi, tidak lagi hanya melihat Bitcoin sebagai instrumen spekulatif, tetapi juga sebagai alternatif lindung nilai yang menjanjikan di tengah ketidakpastian global.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Bitcoin
Meski demikian, harga Bitcoin tetap rentan terhadap sentimen pasar yang dipicu oleh kebijakan moneter global dan ketegangan geopolitik. Namun, berbeda dengan mata uang fiat yang suplai-nya dapat ditingkatkan sesuai kebijakan bank sentral, suplai Bitcoin bersifat tetap, memberikan nilai protektif terhadap inflasi jangka panjang.
Kondisi saat ini memperlihatkan realita bahwa instrumen tradisional seperti emas dapat tertekan oleh kebijakan suku bunga. Sementara Bitcoin menunjukkan ketahanan dalam tekanan yang sama. Pergeseran ini mencerminkan evolusi pasar keuangan global dan peran yang semakin penting dari aset digital seperti Bitcoin di masa depan.
Faktor yang memengaruhi ketahanan Bitcoin:
- Ketegangan Geopolitik.
- Kebijakan Moneter The Fed.
- Sifat Desentralisasi dan Suplai Terbatas Bitcoin.
Perkembangan ini menggarisbawahi pentingnya diversifikasi portofolio investasi dan mempertimbangkan aset digital sebagai bagian dari strategi jangka panjang.