Kejaksaan Tinggi Yogyakarta Dorong Pengawasan Publik terhadap Penegakan Hukum Melalui Media Sosial
Peran Aktif Masyarakat dalam Mengawal Kinerja Aparat Penegak Hukum
Kejaksaan Tinggi Yogyakarta (Kejati DIY) menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mengawasi kinerja aparat penegak hukum, khususnya melalui platform media sosial. Hal ini disampaikan oleh Asisten Jaksa Pembinaan Kejati DIY, Rahmat Budiman, dalam acara "Sound of Justice" yang diselenggarakan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Budiman menjelaskan bahwa pengawalan hukum bukan hanya tanggung jawab institusi penegak hukum, melainkan seluruh elemen masyarakat. Di era digital ini, masyarakat memiliki akses yang luas untuk memantau, mengkritisi, dan memberikan masukan terhadap proses penegakan hukum yang sedang berjalan. Media sosial menjadi alat yang ampuh bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi, melaporkan dugaan penyimpangan, dan mendorong transparansi serta akuntabilitas dalam sistem peradilan.
"Dengan hadirnya media sosial, masyarakat memiliki kanal untuk ikut serta mengawasi berbagai persoalan hukum dengan mempublikasikannya," ujar Budiman. Ia menambahkan bahwa pengawasan eksternal ini menjadi cambuk bagi para jaksa dan aparat penegak hukum lainnya untuk bekerja lebih profesional, teliti, dan berintegritas.
Sound of Justice: Inisiatif Edukasi Hukum dan Pemberantasan Korupsi
Acara "Sound of Justice" yang diinisiasi oleh Jaksapedia ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan mengedukasi tentang pentingnya pemberantasan korupsi. Selain diskusi mengenai peran media sosial dalam pengawasan penegakan hukum, acara ini juga menghadirkan pameran "Museum Koruptor Indonesia" yang menampilkan profil tujuh koruptor besar di Indonesia serta diorama perjalanan restorative justice.
Pameran ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para pelaku korupsi dan menginspirasi generasi muda untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan integritas. Diorama restorative justice memberikan gambaran tentang pendekatan alternatif dalam penyelesaian perkara pidana yang lebih mengedepankan pemulihan kerugian korban dan reintegrasi pelaku ke dalam masyarakat.
Inisiatif seperti "Sound of Justice" ini merupakan langkah positif dalam membangun kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menciptakan sistem peradilan yang adil dan transparan. Kejaksaan Tinggi Yogyakarta berkomitmen untuk terus menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dan membuka diri terhadap kritik serta masukan konstruktif demi perbaikan kinerja dan peningkatan kualitas pelayanan publik.