Serangan Rudal Iran di Israel Utara Akibatkan Puluhan Korban Luka dan Satu Kematian

Israel utara dilanda serangan rudal yang diduga diluncurkan dari Iran, mengakibatkan puluhan warga terluka dan satu kematian akibat serangan jantung. Layanan darurat Israel, Magen David Adom (MDA), melaporkan setidaknya 23 orang terluka akibat serangan tersebut.

Tiga korban dilaporkan mengalami luka serius, seorang remaja berusia 16 tahun dan dua pria berusia 54 dan 40 tahun. Insiden ini memicu kepanikan dan kekacauan di wilayah tersebut, dengan paramedis bergegas memberikan pertolongan kepada para korban di lokasi kejadian.

Selain korban luka, MDA juga mengkonfirmasi kematian seorang wanita di Karmiel akibat serangan jantung saat berlindung di tempat penampungan. Kematian ini menambah kesedihan dan kepanikan di tengah situasi yang sudah genting.

Seorang saksi mata, Ahmed Zidan, menggambarkan suasana mencekam pasca-serangan. Ia menuturkan mendengar suara ledakan keras dan merasakan gelombang kejut yang kuat. Ketika keluar dari tempat penampungan, ia melihat jendela-jendela rumahnya pecah dan banyak pecahan kaca berserakan.

"Saya melihat asap tebal dan kerusakan besar di gedung dekat area parkir yang terkena roket," kata Zidan dalam pernyataan pers MDA.

Serangan ini terjadi pada hari Jumat dan diklaim oleh Iran sebagai operasi yang menargetkan target militer, fasilitas industri pertahanan, dan pusat komando di wilayah Israel.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait peristiwa ini:

  • Jumlah Korban: 23 orang terluka, termasuk 3 luka serius, dan 1 orang meninggal akibat serangan jantung.
  • Lokasi: Serangan terkonsentrasi di wilayah Israel utara, termasuk kota Karmiel.
  • Pelaku: Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan target yang diklaim adalah fasilitas militer dan pertahanan Israel.
  • Reaksi: Layanan darurat Israel (MDA) memberikan pertolongan kepada para korban, dan saksi mata menggambarkan suasana panik dan kerusakan parah di lokasi kejadian.

Insiden ini meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik lebih lanjut.