Diversifikasi Pasar Ekspor: Indonesia Incar Afrika, Amerika Latin, dan Eurasia di Tengah Tantangan Tarif

Indonesia Bergerak Mencari Pasar Baru Akibat Tekanan Tarif

Kenaikan tarif oleh Amerika Serikat memaksa Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor. Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa pemerintah sedang aktif menjajaki peluang di Afrika, Amerika Latin, dan Eurasia.

Dalam forum The 28th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) di Rusia, Prabowo menjelaskan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap kondisi perdagangan global yang dinamis. Indonesia tidak hanya ingin memanfaatkan peluang yang ada, tetapi juga beradaptasi dengan tantangan yang muncul.

"Kami terpaksa mencari pasar baru. Kami melihat ke Afrika, Amerika Latin, Eurasia. Tentu saja, sekarang kami sedang dalam proses menyelesaikan perjanjian tentang zona perdagangan bebas dengan Uni Ekonomi Eurasia," ujar Prabowo.

Upaya diversifikasi ini juga mencakup negosiasi perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Ekonomi Eurasia. Selain itu, Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan dagang yang baik dengan Uni Eropa dan China.

Hubungan Dagang dengan Rusia dan Peluang Investasi

Prabowo menyoroti potensi besar dalam kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Rusia. Banyak pelaku usaha Rusia menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia.

"Dan potensi pertumbuhannya sangat besar. Oleh karena itu, saya melihat bahwa sebagian besar perusahaan Rusia ingin datang ke Indonesia," katanya.

Kerja sama antara kedua negara telah terjalin lama dalam sektor bahan baku dan energi, seperti minyak dan gas. Indonesia juga mulai membuka pasar bagi produk pertanian Rusia.

Negosiasi Tarif dengan Amerika Serikat

Indonesia sedang bernegosiasi dengan Amerika Serikat terkait tarif resiprokal yang diterapkan. Delegasi Indonesia, yang terdiri dari Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, telah melakukan pertemuan dengan perwakilan pemerintah AS.

Negosiasi mencakup berbagai aspek, termasuk tarif impor, hambatan non-tarif, perdagangan digital, dan ketahanan ekonomi. Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya mengedepankan kepentingan nasional dalam proses negosiasi ini.

"Tentu kita berharap hasilnya nanti akan optimal terhadap perdagangan Indonesia ke pasar global termasuk ke Amerika Serikat," kata Airlangga Hartarto.

Dengan langkah-langkah diversifikasi pasar dan negosiasi tarif, Indonesia berusaha untuk menjaga kinerja perdagangan dan meningkatkan daya saing di pasar global.