Prabowo Tawarkan Peluang Investasi kepada Rusia, Ungkap Modal Danantara Capai Rp 293 Triliun

Presiden Prabowo Subianto memanfaatkan forum internasional untuk menarik investasi ke Indonesia. Dalam forum St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, Prabowo memperkenalkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah sovereign wealth fund yang dibentuk untuk mengelola kekayaan negara dan menjamin kesejahteraan generasi mendatang.

Prabowo mengungkapkan bahwa Danantara memiliki modal investasi tunai sebesar US$ 18 miliar, setara dengan Rp 293 triliun (dengan kurs Rp 16.300). Selain itu, Danantara juga mengelola aset senilai US$ 1 triliun yang terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berbagai aset negara lainnya.

"Saat ini, kami telah membentuk sovereign wealth fund yang kami namakan Danantara, yang berarti energi masa depan Indonesia. Dana ini kami ciptakan untuk melindungi kekayaan anak cucu kita. Dana ini sekarang memiliki aset yang dikelola sebesar US$ 1 triliun," ujar Prabowo dalam pidatonya di forum tersebut.

Prabowo secara terbuka mengajak para pengusaha Rusia untuk berinvestasi di Indonesia. Ia menekankan bahwa Indonesia mencari mitra yang setara dan bersedia bekerja sama dalam skema yang saling menguntungkan.

"Kami ingin bekerja sama dengan semua mitra strategis. Kami tidak meminta bantuan. Kami tidak mencari keuntungan sepihak. Kami ingin menjadi mitra sejati. Kami ingin meraih kemakmuran bersama. Kami terbuka untuk bisnis," tegasnya.

Inisiatif ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam menarik investasi asing untuk mendukung pembangunan ekonomi. Pembentukan Danantara dan promosi aktif di forum internasional diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan menarik modal yang dibutuhkan untuk memajukan Indonesia.

Daftar Aset yang Dikelola Danantara:

  • Modal Investasi Tunai: US$ 18 Miliar (sekitar Rp 293 Triliun)
  • Aset Kelolaan: US$ 1 Triliun (terdiri dari BUMN dan aset negara lainnya)

Kehadiran Prabowo di SPIEF 2025 dan ajakan investasinya menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia membuka diri untuk kerja sama ekonomi dengan berbagai negara, termasuk Rusia. Pemerintah Indonesia berharap investasi ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.