Eskalasi Konflik Iran-Israel: Indonesia Pulangkan Ratusan WNI dari Teheran
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengumumkan dimulainya proses evakuasi ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, yang dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan WNI di negara tersebut.
Evakuasi dilakukan melalui jalur darat, dengan WNI dikumpulkan di safe house milik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran sebelum dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa proses evakuasi berjalan dengan lancar dan dalam pengawasan ketat tim KBRI. Ia juga mengharapkan doa dari seluruh masyarakat agar proses pemulangan WNI dapat berjalan aman dan tanpa hambatan.
Keputusan evakuasi ini sejalan dengan instruksi Presiden RI Prabowo Subianto, yang disampaikan melalui Menteri Luar Negeri Sugiono. Presiden menekankan pentingnya keselamatan WNI di tengah situasi konflik yang semakin memanas. Eskalasi konflik ditandai dengan serangan rudal yang tidak hanya menargetkan fasilitas militer, tetapi juga wilayah sipil, sehingga meningkatkan risiko bagi warga sipil.
Menlu Sugiono menjelaskan bahwa peningkatan status siaga di KBRI Teheran dari level 2 menjadi level 1 merupakan bagian dari rencana kontingensi yang telah disiapkan. Pemerintah Indonesia juga menjalin komunikasi intensif dengan negara-negara tetangga Iran untuk memfasilitasi proses evakuasi WNI, terutama terkait akses perlintasan perbatasan.
"Kami telah berkomunikasi dengan beberapa negara tetangga Iran, memohon agar WNI kita diberikan kemudahan melewati perbatasan mereka selama evakuasi, mengingat situasi yang semakin tidak menguntungkan," ujar Menlu Sugiono.
Pemerintah Indonesia berharap agar ketegangan antara Iran dan Israel dapat segera mereda, dan keselamatan seluruh WNI di Iran dapat terjamin. Berdasarkan data dari KBRI Teheran, terdapat 386 WNI yang tinggal di Iran, mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Kota Qom.
Konflik yang berkecamuk telah menimbulkan dampak kemanusiaan yang signifikan. Sebuah organisasi yang berbasis di Washington, Human Rights Activists, melaporkan bahwa sedikitnya 639 orang tewas dan 1.329 lainnya luka-luka akibat serangan di wilayah Iran. Sementara itu, pemerintah Iran terakhir kali melaporkan data korban pada 16 Juni, dengan 224 orang meninggal dan 1.277 luka-luka. Situasi ini semakin mempertegas urgensi evakuasi WNI untuk menghindari risiko lebih lanjut.