Tertekan Persaingan dan Cukai, Saham Gudang Garam Anjlok Signifikan
Kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menunjukkan penurunan drastis, tercermin dari anjloknya laba bersih dan penurunan harga saham yang signifikan. Kondisi ini mengindikasikan tekanan berat yang dihadapi perusahaan rokok besar ini di tengah persaingan industri yang semakin ketat.
Laba bersih Gudang Garam pada tahun 2024 tercatat hanya sebesar Rp 980,8 miliar, merosot tajam sebesar 81,57% dibandingkan dengan keuntungan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,32 triliun. Penurunan laba ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi GGRM dalam mempertahankan profitabilitasnya.
Penurunan kinerja keuangan ini berbanding lurus dengan performa saham GGRM di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham GGRM pada penutupan perdagangan terakhir berada di level Rp 9.100 per lembar. Padahal, pada awal tahun 2019, harga sahamnya masih berada di kisaran Rp 80.000-an. Penurunan harga saham ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek bisnis Gudang Garam di masa depan.
Beberapa faktor menjadi penyebab utama penurunan kinerja Gudang Garam. Persaingan yang semakin sengit dengan perusahaan rokok menengah dan kecil, serta beban cukai yang terus meningkat, menjadi tantangan utama yang harus dihadapi perusahaan. Kenaikan tarif cukai rokok secara periodik memberikan tekanan pada margin keuntungan perusahaan rokok, termasuk Gudang Garam.
Selain itu, Gudang Garam juga telah menghentikan pembelian tembakau dari petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Langkah ini diambil karena stok tembakau di gudang perusahaan sudah menumpuk dalam jumlah besar. Keputusan ini tentu berdampak pada petani tembakau di Temanggung yang selama ini mengandalkan Gudang Garam sebagai pembeli utama hasil panen mereka. Bupati Temanggung, Agus Setyawan, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena kondisi penjualan rokok yang tidak lagi kondusif, sehingga pembelian bahan baku tembakau dari berbagai daerah, termasuk Temanggung, dibatasi.
Berikut adalah poin-poin penting terkait kondisi terkini Gudang Garam:
- Penurunan Laba Bersih: Laba bersih GGRM anjlok 81,57% pada tahun 2024.
- Penurunan Harga Saham: Harga saham GGRM turun drastis dari level Rp 80.000-an menjadi Rp 9.100 per lembar.
- Persaingan Industri: Persaingan dengan perusahaan rokok menengah dan kecil semakin ketat.
- Beban Cukai: Kenaikan tarif cukai rokok terus memberikan tekanan pada margin keuntungan.
- Penghentian Pembelian Tembakau: Gudang Garam menghentikan pembelian tembakau dari petani di Temanggung karena stok yang menumpuk.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Gudang Garam perlu melakukan strategi adaptasi yang tepat untuk menghadapi tantangan industri rokok yang semakin kompleks. Inovasi produk, efisiensi operasional, dan pengelolaan biaya yang efektif menjadi kunci bagi Gudang Garam untuk dapat kembali bersaing dan memulihkan kinerjanya.