Penanganan Sampah Jakarta Masuk Prioritas Nasional, Berbagai Teknologi Pengolahan Dipertimbangkan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mencari solusi komprehensif untuk mengatasi permasalahan sampah yang menahun. Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa isu sampah kini telah menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), menuntut penanganan yang lebih serius dan terencana.
"Sekarang bahkan sampah ini sudah PSN. Masuk dalam PSN artinya sudah menjadi Proyek Strategis Nasional. Nah, artinya sampah ini dari dulu harus dikelola, apa pun teknologinya. Ada yang ITF, ada yang RDF, ada yang Open Bank, segala macam," kata Rano di Taman Literasi, Jakarta Selatan, Sabtu (21/6/2025).
Rano menjelaskan, persoalan sampah yang tak kunjung selesai ini sudah menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.
Salah satu langkah konkret yang tengah diupayakan adalah pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara. ITF diharapkan dapat menjadi solusi ideal untuk mengurangi volume sampah yang selama ini hanya terpusat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. "Karena memang kalau ITF ini jauh lebih ideal, jangan dibuang di satu tempat. Kita kan membuang hanya di Bantar Gebang," ungkap Rano.
Saat ini, TPA Bantar Gebang masih menjadi lokasi utama penampungan sampah dari seluruh Jakarta. Total timbunan sampah di sana telah mencapai 55 juta ton, membentuk gunungan setinggi 20 meter yang jelas-jelas sudah melebihi kapasitas. Situasi ini menimbulkan berbagai dampak negatif, termasuk potensi kebocoran lindi air selama proses pengangkutan yang mencemari lingkungan, serta masalah bau yang mengganggu masyarakat sekitar.
"Kita kan membuang hanya di Bantar Gebang. (Sementara) Bantar Gebang ini kalau kita membawa distribusinya, bawa sampah ke sana, pasti lindi airnya akan bocor di jalan. Lalu ini kan juga pengaruh kepada bau,” ujar Rano.
Rano juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Bekasi atas kesediaan mereka menerima dampak keberadaan TPA Bantar Gebang. Namun, ia menekankan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama yang harus diatasi secara kolektif.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengonfirmasi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Sunter, Jakarta Utara, menjadi salah satu lokasi potensial yang sedang dalam tahap kajian. Rencana ini selaras dengan komitmen Pemprov Jakarta untuk membangun empat fasilitas pengolahan sampah. Lokasi pembangunan fasilitas tersebut masih dalam pertimbangan, termasuk kemungkinan di Bantar Gebang atau di dalam kota.
"Jadi pemahaman bahwa empat alat itu harus dibangun sama Pemprov Jakarta, itu benar adanya. Tapi bagaimana lokasinya, bisa jadi itu di Bantar Gebang dan bisa jadi juga di dalam kota,” ungkap Asep.
Pemprov DKI Jakarta terus menjajaki berbagai opsi teknologi pengolahan sampah, termasuk Intermediate Treatment Facility (ITF), Refuse Derived Fuel (RDF), dan Open Bank. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada TPA Bantar Gebang dan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.