SBY Tegaskan Syarat Utama Hubungan Diplomatik Indonesia-Israel: Kemerdekaan Palestina
Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan pandangannya mengenai hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel. Dalam sebuah diskusi yang disiarkan melalui kanal YouTube Gita Wirjawan, SBY dengan tegas menyatakan bahwa kemerdekaan Palestina menjadi prasyarat mutlak bagi terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara.
SBY menjelaskan bahwa menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, sementara Palestina masih berada dalam kondisi terjajah, akan menimbulkan dampak kontraproduktif. Tindakan tersebut berpotensi memicu polemik dan perpecahan di dalam negeri, serta kesalahpahaman dari sejumlah negara Islam terhadap Indonesia.
"Selama Palestina belum menjadi negara merdeka dan berdaulat, sangat mustahil bagi Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel," ujar SBY dalam siaran tersebut.
Menurut SBY, posisi ini merupakan prinsip yang telah lama ia pegang teguh. Bahkan, pandangan serupa telah disampaikannya saat menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode, dari tahun 2004 hingga 2014. SBY menekankan konsistensi pandangannya, baik sebelum, saat, maupun setelah menjabat sebagai kepala negara.
SBY mengajak seluruh pihak untuk tetap berpikir positif dan terus mengupayakan solusi dua negara (two-state solution) sebagai jalan keluar terbaik bagi konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel. Ia juga berharap agar tidak terjadi lagi peperangan baru di kawasan Timur Tengah, sehingga tercipta peluang untuk mencapai kesepakatan yang adil dan sesuai dengan harapan kedua belah pihak.
"Kita harus tetap berpikir positif, mendukung solusi dua negara. Kita juga harus menjaga agar tidak terjadi lagi perang baru di Timur Tengah, sehingga terbuka jalan yang paling baik sesuai dengan harapan Palestina dan Israel juga menyetujui konsep atau solusi itu," tegas SBY.
SBY berharap para pemimpin Indonesia saat ini dan di masa depan memiliki keteguhan yang sama dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menciptakan perdamaian abadi di Timur Tengah. Pendirian yang kuat, menurutnya, sangat penting dalam mewujudkan stabilitas kawasan dan menjaga citra Indonesia di mata dunia.