Fasilitas Nuklir Isfahan Iran Jadi Target Serangan, Teheran Klaim Tidak Ada Risiko Kebocoran

Serangan dilaporkan menghantam fasilitas nuklir Isfahan di Iran tengah pada hari Sabtu (21 Juni). Pemerintah Iran mengklaim bahwa serangan tersebut tidak menyebabkan kebocoran berbahaya atau menimbulkan risiko bagi penduduk setempat.

Kantor berita Fars melaporkan serangan itu, mengutip seorang pejabat keamanan Iran anonim. Pejabat itu menyatakan bahwa serangan yang dilancarkan oleh Israel itu terjadi pada dini hari. Pejabat tersebut menambahkan bahwa sistem pertahanan udara Iran berhasil menghadapi serangan tersebut.

"Sebagian besar suara ledakan yang terdengar terkait dengan aktivitas pertahanan udara," kata pejabat itu, menekankan bahwa tidak ada "kebocoran material berbahaya" akibat serangan itu.

Ketegangan antara Israel dan Iran telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan kedua negara saling melancarkan serangan udara. Eskalasi ini dimulai sekitar tanggal 13 Juni, ketika Israel melakukan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran. Israel mengklaim bahwa serangan ini bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, sementara Iran bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai.

Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan rentetan rudal dan drone ke wilayah Israel. Human Rights Activists News Agency melaporkan bahwa sedikitnya 639 orang tewas di berbagai wilayah Iran akibat serangan udara Israel, termasuk pejabat militer senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Sementara itu, otoritas Israel melaporkan bahwa setidaknya 25 orang tewas akibat serangan rudal Iran.

  • Peningkatan ketegangan antara Israel dan Iran
  • Serangan terhadap fasilitas nuklir Isfahan
  • Klaim Iran tentang tidak adanya kebocoran atau risiko
  • Serangan balasan dan korban jiwa di kedua belah pihak
  • Tujuan program nuklir Iran yang disengketakan