Gudang Garam Hentikan Pembelian Tembakau Temanggung, Bagaimana Nasib Petani?
Gudang Garam Hentikan Pembelian Tembakau Temanggung, Bagaimana Nasib Petani?
Keputusan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) untuk menghentikan pembelian tembakau dari petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, telah menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap para petani tembakau di wilayah tersebut. Temanggung sendiri dikenal sebagai salah satu sentra penghasil tembakau utama di Indonesia, dan selama ini menjadi pemasok bahan baku penting bagi industri rokok.
Penghentian pembelian tembakau ini diduga disebabkan oleh penumpukan pasokan di gudang perusahaan, yang sejalan dengan penurunan omzet penjualan rokok. Bupati Temanggung, Agus Setyawan, mengungkapkan bahwa manajemen Gudang Garam telah menjelaskan situasi ini kepadanya saat kunjungan ke pabrik di Kediri. Penurunan penjualan rokok secara signifikan menjadi alasan utama pembatasan pengadaan tembakau dari berbagai daerah, termasuk Temanggung. Harga saham GGRM juga mengalami penurunan drastis dari Rp 90.000 per lembar pada tahun 2019 menjadi sekitar Rp 9.600, menjadi indikasi penurunan omzet perusahaan.
Namun, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) DPC Temanggung, Siyamin, memberikan pandangan yang berbeda. Ia menyatakan bahwa petani tembakau di Temanggung tidak terlalu bergantung pada Gudang Garam, meskipun perusahaan tersebut merupakan salah satu pembeli terbesar. Menurutnya, petani masih dapat menjual hasil panen mereka ke perusahaan rokok besar lainnya, seperti Grup Djarum, serta pabrik-pabrik rokok kecil di Kudus dan Malang. Hal ini dikarenakan permintaan tembakau dari perusahaan-perusahaan tersebut masih relatif tinggi. Djarum diperkirakan membutuhkan sekitar 7.000 ton tembakau, sementara Sukun membutuhkan 1.000-2.000 ton.
Siyamin menambahkan bahwa selama petani dapat memenuhi standar mutu yang ditetapkan, mereka tidak perlu khawatir tentang penjualan hasil panen mereka. Ia menekankan pentingnya petani menggarap lahan dengan benar agar tembakau yang dihasilkan berkualitas dan dapat dijual dengan harga yang layak. Dengan volume produksi tembakau mencapai 10.000 ton per tahun dari lahan seluas 12.000 hektare, Temanggung memiliki potensi untuk memenuhi permintaan dari berbagai perusahaan rokok.
- Standar mutu yang harus dipenuhi.
- Harga jual tembakau yang layak.