Putin Tegaskan Kembali Dukungan untuk Program Nuklir Damai Iran di Tengah Ketegangan Regional

Presiden Rusia, Vladimir Putin, kembali menegaskan pendiriannya terkait program nuklir Iran, menyatakan bahwa Rusia tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa Iran memiliki ambisi untuk mengembangkan senjata nuklir. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, yang telah saling melancarkan serangan udara dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky News Arabia, Putin menjelaskan bahwa Rusia secara konsisten menyampaikan kepada para pemimpin Israel bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga tidak menemukan indikasi apapun mengenai upaya Iran untuk membuat senjata nuklir. Putin menekankan pentingnya dialog untuk meredakan kekhawatiran regional dan meningkatkan keamanan kolektif.

Putin menegaskan kembali penolakan keras Rusia terhadap penyebaran senjata pemusnah massal, memuji fatwa yang dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi Iran yang melarang pengembangan senjata nuklir sebagai langkah "penting" yang harus dihormati. Dia juga menyatakan kesiapan Rusia untuk mendukung hak Iran dalam mengembangkan program nuklir untuk tujuan damai.

"Kami yakin Iran memiliki hak untuk memanfaatkan energi nuklir untuk tujuan damai, dan kami siap memberikan bantuan," kata Putin.

Sebelumnya, dalam forum ekonomi di St. Petersburg, Putin mengungkapkan bahwa Rusia telah berbagi ide dengan Iran dan Israel mengenai cara menghentikan konflik yang terjadi. Namun, rincian ide-ide tersebut tidak diungkapkan kepada publik.

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak pertengahan Juni, ketika Israel melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran dengan dalih mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir. Iran membalas serangan tersebut dengan meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, sambil menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai.

Menurut laporan dari Human Rights Activists News Agency, ratusan orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel di berbagai wilayah Iran, termasuk pejabat militer senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Sementara itu, pihak berwenang Israel melaporkan sejumlah korban jiwa akibat serangan rudal Iran.