Indonesia Berpotensi Dominasi Pasar Semen Hijau di Asia Tenggara

Indonesia berpeluang besar memimpin industri semen hijau di kawasan Asia Tenggara. Hal ini didukung oleh kapasitas produksi semen nasional yang besar, mencapai lebih dari 100 juta ton per tahun. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung dekarbonisasi industri dan memenuhi permintaan global akan produk-produk ramah lingkungan.

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dalam laporannya mengungkapkan bahwa sektor semen, bersama dengan industri pupuk, besi, dan baja, merupakan penyumbang emisi terbesar dari sektor industri, serta konsumen energi batu bara yang signifikan. PT Semen Indonesia telah menjadi pelopor dalam produksi semen hijau di tanah air.

Laporan CSIS menekankan pentingnya adopsi berbagai strategi untuk mendorong transisi industri semen yang berkelanjutan. Strategi-strategi tersebut meliputi:

  • Penggunaan bahan bakar alternatif
  • Pengurangan penggunaan klinker
  • Peningkatan efisiensi energi
  • Adopsi teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)
  • Pengembangan label dan sertifikasi semen hijau

Selain industri semen, sektor pupuk juga menunjukkan tren positif ke arah yang sama. Produksi green ammonia oleh PT Pupuk Indonesia menjadi bukti konkret potensi transformasi sistem produksi yang lebih berkelanjutan.

Indonesia merupakan salah satu produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara, meskipun masih bergantung pada impor untuk jenis pupuk lainnya. Tantangan utama bagi industri pupuk adalah menurunkan intensitas emisi sejalan dengan meningkatnya tuntutan global akan produk rendah karbon. Green ammonia diposisikan sebagai komoditas strategis global, tidak hanya sebagai pupuk ramah lingkungan, tetapi juga sebagai bahan bakar alternatif di sektor kelistrikan dan maritim.

Beberapa negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Uni Eropa, telah memasukkan green ammonia dalam strategi dekarbonisasi energi mereka. Indonesia memiliki potensi besar untuk memasuki rantai pasok global green ammonia, mengingat sumber daya energi terbarukan yang melimpah dan pengalaman dalam produksi pupuk rendah karbon.

Pada COP29 tahun 2024, Indonesia meluncurkan inisiatif GAIA (Green Ammonia Initiative from Aceh) oleh PT Pupuk Indonesia, fasilitas hibrid pertama di dunia yang mengombinasikan energi terbarukan dan konvensional dalam produksi amonia hijau.