Kasus Demam Berdarah di Jakarta: 1.416 Kasus Tercatat, Pemprov Tetapkan Strategi Pencegahan
Kasus Demam Berdarah di Jakarta: Upaya Pencegahan dan Antisipasi Lonjakan
Hingga 9 Maret 2025, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat telah terjadi 1.416 kasus demam berdarah dengue (DBD). Angka ini berdasarkan data surveilans Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta yang dihimpun melalui sistem pelaporan daring. Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, memaparkan bahwa insidensi rate (IR) kasus DBD di Jakarta mencapai 12,48 per 100.000 penduduk. Meskipun tren mingguan kasus DBD menunjukkan fluktuasi, angka tersebut secara umum tergolong stabil. Namun, angka ini tetap menjadi perhatian serius mengingat potensi peningkatan kasus pada masa mendatang.
Distribusi kasus DBD di Jakarta menunjukkan disparitas yang signifikan. Jakarta Barat menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 418 kasus dengan IR sebesar 15,98 per 100.000 penduduk. Kondisi ini menuntut peningkatan kewaspadaan dan strategi pencegahan yang lebih intensif di wilayah tersebut. Sebagai daerah endemik DBD, Jakarta memang rutin mengalami kasus DBD setiap tahunnya, dengan faktor cuaca menjadi salah satu penentu signifikan. Perbandingan dengan tahun sebelumnya menunjukkan penurunan kasus; pada periode yang sama tahun 2024, tercatat 1.729 kasus DBD. Penurunan ini, menurut Ani Ruspitawati, kemungkinan dipengaruhi oleh siklus lima tahunan DBD, dengan puncak kasus biasanya terjadi pada bulan April. Meskipun angka kasus tahun ini lebih rendah, pihak Pemprov DKI Jakarta tetap waspada dan berupaya mencegah lonjakan kasus di masa mendatang.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah dan akan terus menggencarkan berbagai upaya pencegahan DBD. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menjadi andalan utama, yang dijalankan secara serentak oleh para juru pemantau jentik (jumantik) setiap hari Jumat di seluruh wilayah. Gerakan 3M (menutup, menguras, dan mengubur) juga gencar disosialisasikan kepada masyarakat. Ani Ruspitawati menekankan pentingnya PSN tidak hanya di permukiman, tetapi juga di berbagai tempat umum seperti tempat kerja, pusat perbelanjaan, institusi pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana olahraga. Pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan di tempat-tempat tersebut didorong untuk meningkatkan kewaspadaan dan proaktif dalam melakukan PSN.
Menanggapi situasi ini, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk menangani kasus DBD secara serius dan komprehensif. Beliau menekankan pentingnya pendekatan yang terintegrasi dan tidak parsial dalam mengatasi masalah ini. Langkah cepat dan terukur akan segera dilakukan untuk mencegah meluasnya kasus DBD di wilayah DKI Jakarta. Kerja sama antar lembaga dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam menekan angka kasus demam berdarah di Ibu Kota.
Berikut beberapa poin penting terkait upaya pencegahan DBD yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta:
- Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN): Dilakukan secara serentak oleh jumantik setiap Jumat.
- Gerakan 3M (menutup, menguras, mengubur): Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
- Pemantauan intensif di berbagai lokasi: Tidak hanya permukiman, tetapi juga tempat kerja, tempat umum, dan lain-lain.
- Kerja sama lintas sektor: Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk penanganan yang terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak.