Pavel Durov, Pendiri Telegram, Ungkap Praktik Donor Sperma Rutin Selama 15 Tahun

Pavel Durov, tokoh di balik kesuksesan platform pesan instan Telegram, baru-baru ini mengungkapkan sebuah fakta menarik mengenai dirinya. Selama 15 tahun terakhir, Durov secara rutin mendonorkan sperma, sebuah tindakan yang menurutnya sebagai wujud kontribusi untuk membantu pasangan yang mengalami kesulitan memiliki keturunan.

Kisah ini bermula ketika seorang teman dekat Durov meminta bantuannya untuk mengatasi masalah kesuburan yang dialami bersama istrinya. Permintaan tersebut menjadi titik awal keterlibatan Durov dalam program donor sperma. Ia menceritakan bahwa awalnya menanggapi permintaan temannya dengan tawa, sebelum menyadari keseriusan di balik permohonan tersebut.

Sejak saat itu, Durov aktif menjadi pendonor sperma. Hingga saat ini, ia memperkirakan telah memiliki lebih dari seratus anak biologis yang tersebar di berbagai belahan dunia, tepatnya di 12 negara. Ia menambahkan, meskipun telah lama berhenti menjadi pendonor, beberapa klinik kesuburan masih menyimpan sperma beku miliknya yang dapat digunakan oleh keluarga yang membutuhkan.

Lebih lanjut, Durov menyatakan niatnya untuk membagikan warisan kekayaannya kepada seluruh anak-anaknya, termasuk mereka yang lahir melalui program donor sperma. Meskipun telah memiliki enam anak dari hubungan স্বাভাবিক, ia berpendapat bahwa seluruh anak-anaknya memiliki hak yang sama atas warisannya. Durov diketahui memiliki kekayaan bersih yang mencapai miliaran dolar AS. Namun, ia telah mengatur bahwa anak-anaknya baru akan memiliki akses terhadap kekayaannya dalam jangka waktu 30 tahun mendatang.

Rincian Warisan Durov

  • Aset yang diwariskan: Kekayaan bersih diperkirakan mencapai 14 miliar dollar AS atau sekitar Rp 224 triliun.
  • Waktu Akses Warisan: 30 tahun sejak surat wasiat dibuat.
  • Penerima warisan: Seluruh anak biologis, termasuk anak yang lahir melalui donor sperma

Keputusan Durov ini mencerminkan pandangannya yang inklusif terhadap keluarga dan warisan. Ia tidak membeda-bedakan anak-anaknya berdasarkan cara mereka dikandung, dan memberikan hak yang sama kepada semuanya atas warisannya.