Trump Soroti Dampak Ekonomi Hari Libur Nasional di AS: Beban atau Berkah?
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan pernyataan kontroversial mengenai jumlah hari libur nasional di Negeri Paman Sam. Melalui platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat memiliki terlalu banyak hari libur, yang menurutnya merugikan perekonomian negara hingga miliaran dolar.
Trump berpendapat bahwa penutupan berbagai bisnis selama hari libur nasional menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Ia bahkan mengklaim bahwa para pekerja sendiri tidak menginginkan begitu banyak hari libur, dan menyindir bahwa Amerika akan segera memiliki hari libur untuk setiap hari kerja. Seruan Trump ini sejalan dengan slogan populernya, "Make America Great Again".
Namun, benarkah penilaian Trump ini akurat? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam mengenai dampak hari libur nasional terhadap perekonomian Amerika Serikat. Sebagian besar penelitian tentang dampak ekonomi hari libur nasional berfokus pada tingkat produktivitas pekerja. Pada hari libur, produktivitas pekerja biasanya menurun drastis karena banyak bisnis yang tutup.
Penurunan produktivitas ini tidak hanya terjadi pada hari libur itu sendiri, tetapi juga pada hari-hari sebelum dan sesudahnya, karena pekerja cenderung mengambil cuti tambahan di sekitar hari libur. Hal ini dapat membebani karyawan yang tidak mengambil cuti, sehingga mengurangi produktivitas mereka secara keseluruhan.
Namun, sebuah studi tahun 2022 menunjukkan bahwa ketika hari libur nasional jatuh pada akhir pekan dan tidak diganti dengan hari kerja lain, PDB negara justru meningkat sebesar 0,08% hingga 0,2%. Sektor manufaktur adalah salah satu yang paling terpukul oleh hari libur nasional, karena pabrik-pabrik berhenti beroperasi selama periode tersebut.
Walaupun penurunan produktivitas ini berdampak negatif dalam jangka pendek, banyak yang berpendapat bahwa istirahat yang dibayar, termasuk selama hari libur nasional, dapat meningkatkan moral pekerja dan meningkatkan produktivitas mereka dalam jangka panjang. Karyawan yang bekerja terlalu banyak cenderung lebih mudah lelah dan kurang produktif.
Selain itu, tidak semua bisnis tutup sepenuhnya pada hari libur nasional. Banyak pekerja, termasuk petugas darurat, pekerja ritel, pekerja transportasi, dan pekerja perhotelan, tetap bekerja pada hari-hari tersebut. Konsumen juga cenderung melakukan lebih banyak pembelian selama hari libur, terutama karena bisnis sering mengadakan promosi penjualan.
Sektor pariwisata, perhotelan, dan ritel seringkali menjadi yang paling diuntungkan dari hari libur nasional. Usaha kecil dan menengah juga dapat memperoleh keuntungan. Sebuah studi tahun 2018 di Inggris Raya menemukan bahwa toko-toko kecil memperoleh keuntungan tambahan rata-rata sebesar £253 selama hari libur nasional.
Dengan demikian, dampak ekonomi hari libur nasional tidaklah sesederhana seperti yang digambarkan oleh Trump. Meskipun ada potensi kerugian akibat penurunan produktivitas, ada juga potensi keuntungan dari peningkatan pengeluaran konsumen dan peningkatan moral pekerja dalam jangka panjang. Analisis yang komprehensif perlu mempertimbangkan berbagai faktor untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang dampak hari libur nasional terhadap perekonomian Amerika Serikat.