Strategi Pemasaran Kia Norwegia Menuai Kontroversi: Iklan 'Anti-Elon Musk' Dihapus

Strategi Pemasaran Kia Norwegia Menuai Kontroversi: Iklan 'Anti-Elon Musk' Dihapus

Kia Motors menghadapi sorotan tajam menyusul kampanye pemasaran kontroversial yang dilakukan oleh cabang mereka di Norwegia. Kampanye yang menampilkan stiker dengan kalimat "i bought this after elon went crazy" pada SUV listrik EV3 itu bertujuan memanfaatkan sentimen negatif terhadap Elon Musk dan Tesla yang tengah meningkat. Namun, strategi tersebut justru memicu reaksi negatif dan berujung pada penghapusan iklan tersebut dari media sosial. Kejadian ini menyorot dilema perusahaan global dalam menghadapi tantangan memanfaatkan sentimen publik yang bersifat sensitif dan berisiko.

Langkah Kia Norwegia yang memasang stiker provokatif tersebut memang berhasil menarik perhatian publik. Namun, reaksi negatif dari berbagai platform media sosial dan investor Tesla, termasuk Sawyer Merritt, memaksa Kia untuk segera mencabut iklan tersebut. Kia Corporation, dalam pernyataan resminya, menegaskan bahwa kampanye tersebut merupakan inisiatif lokal yang independen dan sama sekali tidak mencerminkan kebijakan perusahaan secara global, baik di Eropa maupun di tingkat korporasi. Perusahaan menegaskan bahwa Kia Bil Norge AS, anak perusahaan dari Bertel O. Steen AS yang bertanggung jawab atas impor dan distribusi kendaraan Kia di Norwegia, bertanggung jawab penuh atas kampanye tersebut.

Kontroversi ini muncul di tengah meningkatnya gelombang protes terhadap Elon Musk dan Tesla. Sentimen publik yang negatif terhadap Musk, terutama setelah ia menjabat di pemerintahan AS dan sejumlah kebijakan politiknya yang kontroversial, telah memicu berbagai aksi, mulai dari demonstrasi hingga vandalisme terhadap infrastruktur Tesla. Tidak hanya itu, banyak pemilik Tesla yang mengganti logo mobil mereka dengan merek lain, sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan.

Fenomena ini memperlihatkan dampak signifikan dari citra publik terhadap sebuah merek. Meningkatnya penjualan stiker anti-Musk, seperti yang dilaporkan Business Insider, menunjukkan betapa besarnya sentimen negatif terhadap Musk dan perusahaan yang dimilikinya. Salah satu penjual stiker melaporkan penjualan hingga 400-500 stiker bertuliskan 'Elon Killed My Resale Value' dalam sehari. Hal ini menunjukkan dampak penurunan nilai jual mobil Tesla akibat kontroversi yang melibatkan Elon Musk. Musk sendiri, meskipun belum secara resmi menanggapi gelombang protes secara keseluruhan, telah menyatakan bahwa tindakan vandalisme terhadap properti orang lain bukanlah bentuk kebebasan berekspresi.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Kia dan perusahaan lain mengenai strategi pemasaran di era media sosial. Memanfaatkan sentimen publik yang sensitif, meskipun berpotensi meningkatkan perhatian, juga memiliki risiko yang cukup besar. Kemampuan untuk mengukur dan mengelola risiko tersebut menjadi sangat krusial dalam menentukan keberhasilan sebuah kampanye pemasaran.