Kontroversi 'With Love, Meghan': Kritik Pedas Mengiringi Debut Serial Gaya Hidup Meghan Markle

Kontroversi 'With Love, Meghan': Kritik Pedas Mengiringi Debut Serial Gaya Hidup Meghan Markle

Debut serial gaya hidup Meghan Markle, "With Love, Meghan," di Netflix telah disambut dengan gelombang kritik yang cukup signifikan dari berbagai kalangan. Tayangan delapan episode yang menampilkan Duchess of Sussex memasak dan berkebun ini, jauh dari mendapatkan sambutan hangat, justru menuai kecaman pedas dari para kritikus dan sebagian besar penonton. Skor rendah yang diberikan Rotten Tomatoes—hanya 33% dari para kritikus dan 20% dari penonton—menunjukkan respon negatif yang meluas. The Independent bahkan menggambarkan serial ini sebagai tontonan yang "membuat mual dan lelah", sementara kolumnis The Times, Carol Midgley, menyatakan bahwa acara ini "jauh lebih buruk dari yang dibayangkannya", mengungkapkan kekecewaan terhadap konten yang disajikan.

Meskipun terdapat beberapa komentar positif di media sosial, mayoritas respon publik menunjukkan ketidakpuasan yang dalam. Kritik tajam tidak hanya tertuju pada kualitas produksi, tetapi juga pada konsistensi citra yang dibangun Meghan Markle. Ahli budaya pop dan psikologi, Stephanie Sarkis, menyatakan bahwa Meghan merupakan figur publik yang selalu memicu reaksi kuat, baik positif maupun negatif. Namun, pandangan Sarkis menekankan pentingnya refleksi atas tingkat penghakiman yang tinggi terhadap individu publik, terlepas dari kontroversi yang menyertai.

Rob Shuter, pembawa acara podcast "Naughty But Nice with Rob Shuter", memberikan analisis yang lebih tajam. Ia berpendapat bahwa "With Love, Meghan" gagal menampilkan keaslian yang diklaimnya. Sebagai contoh, penggunaan lokasi syuting yang bukan rumah pribadi Meghan di California Selatan, melainkan properti sewaan, dianggap sebagai kontradiksi dari konsep "kehidupan rumah tangga" yang coba dipromosikan. Shuter menuding Meghan bersikap hipokrit, mengingat komitmennya untuk menjaga privasi setelah keluar dari keluarga kerajaan, namun justru aktif mempromosikan dirinya melalui serial Netflix dan podcast Spotify. Kontradiksi ini, menurut Shuter, menunjukkan usaha Meghan untuk mendapatkan dua hal yang saling bertentangan: publikasi diri dan privasi pribadi.

Lebih lanjut, Shuter menjelaskan bahwa masalah citra yang sama telah menghantui Meghan dan Pangeran Harry sejak mereka mundur sebagai anggota senior kerajaan pada tahun 2020. Keinginan untuk tampil autentik, namun keengganan untuk benar-benar menampilkan diri secara transparan, menciptakan celah kepercayaan antara Meghan dan publik. Hal ini diperparah dengan munculnya anak-anak mereka di media sosial, yang dianggap sebagai tindakan yang berlawanan dengan klaim keinginan untuk menjaga privasi keluarga. Meskipun mendapatkan ulasan buruk, Netflix telah mengkonfirmasi produksi musim kedua "With Love, Meghan", menunjukkan keyakinan terhadap kelanjutan serial ini meskipun kontroversi yang menyertainya.

Meskipun demikian, kontroversi "With Love, Meghan" menunjukkan tantangan yang dihadapi figur publik dalam membangun dan memelihara citra yang konsisten dan sejalan dengan harapan publik. Ke depan, akan menarik untuk melihat bagaimana Meghan akan merespon kritik yang diterimanya dan apakah ia mampu mengatasi kontradiksi yang telah terungkap dalam serial perdananya ini.