Ramadan di Negeri Kincir Angin: Ukhuwah Islamiyah di Antara Warga Negara Belanda Mualaf dan Diaspora Indonesia
Ramadan di Negeri Kincir Angin: Ukhuwah Islamiyah di Antara Warga Negara Belanda Mualaf dan Diaspora Indonesia
Bulan Ramadan 1446 H, yang jatuh pada Maret 2025, menyambut warga muslim di Belanda dengan nuansa yang unik. Berbeda dengan iklim tropis Indonesia, Ramadan di Belanda kali ini berlangsung di penghujung musim dingin, dengan durasi puasa yang lebih pendek, sekitar 12,5 hingga 13 jam – jauh lebih singkat dibandingkan dengan durasi puasa di musim panas yang mencapai 19 jam. Suhu udara yang berkisar antara 1 hingga 17 derajat Celcius menambah tantangan tersendiri bagi para jamaah yang menjalankan ibadah puasa.
Namun, perbedaan iklim tersebut tak mengurangi semangat ukhuwah Islamiyah di antara komunitas muslim, khususnya antara warga negara Belanda yang telah memeluk Islam (mualaf) dan diaspora Indonesia. Berbagai kegiatan, termasuk buka puasa bersama (bukber), menjadi agenda rutin yang dinantikan. Bukber bukan sekadar makan bersama, melainkan ajang mempererat silaturahmi dan berbagi pengalaman hidup di negeri yang mayoritas penduduknya non-muslim. Suasana hangat dan penuh keceriaan tercipta melalui jabat tangan, sapaan hangat, pelukan, dan cerita-cerita yang mengundang tawa riang.
Keluarga-keluarga muslim, terutama mereka yang tergabung dalam grup pengajian Bina Dakwah – mayoritas pasangan campuran – mengadakan bukber rutin dua mingguan di akhir pekan. Acara ini umumnya diawali dengan ceramah singkat berbahasa Belanda yang mengangkat tema-tema keislaman, khususnya seputar keutamaan ibadah puasa Ramadan. Salah satu contohnya adalah ceramah yang disampaikan oleh Dr. George Muishout pada tanggal 8 Maret 2025 di Vinkeveen.
Sajian kuliner menjadi daya tarik tersendiri dalam acara bukber. Berbagai kue tradisional Indonesia, seperti lemper, comro, pastel, lumpia, dan kolak, serta kurma, menjadi hidangan pembuka yang menggugah selera. Menu utama, seperti coto Makassar, menambah kelezatan hidangan. Setelah berbuka puasa, jamaah menunaikan shalat Maghrib, Isya, dan Tarawih secara berjamaah, menciptakan suasana khidmat yang diiringi rasa bahagia dan haru, khususnya ketika melihat para mualaf Belanda khusyuk beribadah.
Bukber ini menjadi bukti nyata bahwa perbedaan budaya dan latar belakang tidak menghalangi terciptanya ukhuwah Islamiyah. Pertemuan yang hangat dan penuh makna ini meneguhkan semangat persaudaraan dan keimanan di tengah masyarakat yang mayoritas non-muslim. Semoga semangat ini tetap terjaga dan terpatri dalam setiap langkah kehidupan para jamaah muslim di Belanda.
Rangkaian Kegiatan Bukber:
- Ceramah singkat (bahasa Belanda) tentang keutamaan puasa Ramadan.
- Iftar (berbuka puasa) dengan aneka kue tradisional Indonesia dan kurma.
- Shalat Maghrib berjamaah.
- Santap makan malam dengan menu utama (misalnya, coto Makassar).
- Shalat Isya dan Tarawih berjamaah.