Wamentan Pastikan Penanganan Beras Bulog Berkutu, Cegah Kerugian Negara dan Jaga Stabilitas Harga

Penanganan Beras Bulog Berkutu: Prioritas Pencegahan Kerugian dan Stabilitas Harga

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, telah merespon temuan beras impor berkutu di gudang Perum Bulog. Ia menegaskan bahwa penanganan masalah ini menjadi prioritas, berfokus pada pencegahan kerugian keuangan negara dan pemeliharaan stabilitas harga beras di pasaran. Wamentan, yang juga menjabat sebagai Dewan Pengawas Bulog, menyatakan telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah gudang Bulog untuk memastikan kondisi stok beras.

Langkah-langkah yang diambil meliputi penyortiran beras berdasarkan kualitas. Beras yang rusak dan tidak layak konsumsi akan dipisahkan dan dialokasikan untuk keperluan lain, seperti pakan ternak. Wamentan menekankan bahwa jumlah beras berkutu relatif sedikit, dan tidak mencapai ratusan ribu ton. Namun, penanganan yang tepat tetap penting untuk mencegah potensi kerugian finansial bagi Bulog.

"Prioritas utama kami adalah mencegah kerugian keuangan negara. Meskipun jumlah beras yang berkutu relatif kecil, nilai ekonominya tetap signifikan dan perlu dikelola dengan tepat," ujar Wamentan Sudaryono saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2025). Lebih lanjut, Wamentan menekankan pentingnya perbaikan manajemen sirkulasi barang di gudang Bulog. Sistem yang lebih efisien diperlukan untuk mencegah penumpukan stok beras dan meminimalisir risiko kerusakan. Perbaikan manajemen ini mencakup pengawasan yang lebih ketat terhadap proses keluar masuknya beras di gudang Bulog.

Peran Bulog dalam Stabilitas Pangan

Wamentan menjelaskan peran ganda Bulog sebagai penyerap dan penyimpan stok beras, serta sebagai penyeimbang harga di pasaran. Kejadian beras berkutu ini menjadi momentum untuk meningkatkan efisiensi operasional Bulog agar dapat menjalankan fungsi tersebut secara optimal. Sistem sirkulasi beras yang baik akan mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan ketersediaan beras berkualitas bagi masyarakat.

"Bulog memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras. Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya manajemen stok yang baik dan pengawasan yang ketat," tambah Wamentan. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan Bulog menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien.

Temuan DPR dan Tindak Lanjut Pemerintah

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto, telah mengungkapkan temuan beras impor berkutu di gudang Bulog Yogyakarta, berdasarkan kunjungan kerja Komisi IV beberapa waktu lalu. Beras tersebut merupakan stok impor tahun lalu. Temuan ini telah ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan melakukan pengecekan langsung ke gudang-gudang Bulog dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengawasi dan memastikan kualitas beras yang beredar di pasaran.

Berikut poin-poin penting terkait penanganan beras berkutu:

  • Penyortiran beras berdasarkan kualitas untuk memisahkan beras layak dan tidak layak konsumsi.
  • Alokasi beras tidak layak konsumsi untuk pakan ternak.
  • Pencegahan kerugian keuangan negara melalui manajemen yang efisien.
  • Perbaikan manajemen sirkulasi barang di gudang Bulog untuk mencegah penumpukan dan kerusakan beras.
  • Peningkatan pengawasan terhadap proses keluar masuk beras di gudang Bulog.
  • Penguatan peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras.

Pemerintah berkomitmen untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan masalah ini, dan akan terus berkoordinasi dengan DPR serta pihak terkait untuk menjaga stabilitas pangan nasional.