Lilin Hias Ramah Lingkungan dari Bojonggede: Sukses Tembus Pasar Internasional
Lilin Hias Ramah Lingkungan dari Bojonggede: Sukses Tembus Pasar Internasional
Industri kecil menengah (IKM) di Indonesia semakin menunjukkan taji di kancah internasional. Salah satu contohnya adalah Jakarta Candle, sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, yang sukses memasarkan produk lilin hiasnya hingga ke luar negeri. Berbekal komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar, Jakarta Candle, yang dikelola oleh pasangan Dhanu Trapsilo (45) dan Yulianah (46), telah berhasil membangun reputasi yang gemilang dalam kurun waktu 14 tahun.
Keunikan Jakarta Candle terletak pada penggunaan bahan baku organik ramah lingkungan. Berbeda dengan kebanyakan produsen lilin yang menggunakan parafin, Jakarta Candle memanfaatkan palm wax dari limbah pabrik minyak goreng kelapa sawit, serta coconut wax dari kelapa. Inovasi yang lebih menonjol adalah penggunaan bees wax dari sarang lebah hutan Ujung Kulon dan Riau. Bahan baku ini, yang sebelumnya terbuang sia-sia, kini menjadi sumber pendapatan tambahan bagi para pencari madu yang menjualnya kepada Jakarta Candle dalam bentuk blok siap pakai. "Bees wax ini paling bagus karena tidak ada campuran, sehingga baik untuk membersihkan udara di ruangan. Pembakarannya juga lebih berat dan tahan lama, cocok untuk lilin meditasi," jelas Yulianah.
Komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan ini telah membuahkan penghargaan bergengsi. Jakarta Candle meraih Juara 2 Pemenang UMKM Empowerment dalam Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2025. Penghargaan ini menjadi bukti nyata konsistensi Jakarta Candle dalam memproduksi lilin dengan bahan organik dan praktik usaha yang berkelanjutan. Meskipun awalnya menggunakan parafin impor, Jakarta Candle beralih ke bahan organik menyusul masukan dari konsumen, terutama dari luar negeri yang lebih peduli terhadap kesehatan dan lingkungan.
Keberhasilan Jakarta Candle menembus pasar internasional dibuktikan dengan ekspor produknya ke Malaysia, Singapura, dan Australia. Pelanggan mereka berasal dari berbagai sektor, antara lain usaha florist, dekorasi pernikahan (termasuk pernikahan di luar negeri), dan kelas-kelas meditasi. Omzet tahunan tertinggi yang pernah dicapai mencapai Rp 700 juta. Proses ekspor dipelajari secara mandiri melalui komunikasi langsung dengan pembeli, termasuk konsultasi pemilihan perusahaan ekspedisi yang handal. Produk Jakarta Candle memiliki rentang harga yang beragam, mulai dari Rp 15.000 untuk lilin dengan wadah gelas sloki hingga Rp 1 juta untuk lilin gerabah besar yang dipasarkan ke Eropa.
Kesuksesan Jakarta Candle tidak lepas dari peran Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sebagai salah satu dari tiga UMKM unggulan binaan BRI di Kabupaten Bogor, Jakarta Candle menerima pendampingan dan pembiayaan untuk pengembangan usaha. BRI memberikan modal untuk pembelian bahan baku dan peningkatan jumlah tenaga kerja. Hal ini memungkinkan Jakarta Candle untuk menyerap tenaga kerja lokal, melibatkan warga sekitar, termasuk ibu-ibu rumah tangga, sehingga turut berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. BRI menekankan bahwa pendampingan tidak berhenti setelah UMKM berhasil menembus pasar internasional, melainkan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan usaha secara berkesinambungan.
Strategi BRI dalam mendukung UMKM sejalan dengan misi untuk membuka akses bagi UMKM ke pasar global melalui berbagai inisiatif seperti Rumah BUMN, BRIncubator, Growpreneur by BRI, Pengusaha Muda Brilian, dan BRI UMKM EXPO(RT) 2025. Hal ini menunjukkan komitmen untuk menciptakan surplus neraca perdagangan dan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui pemberdayaan UMKM.
Secara keseluruhan, kisah sukses Jakarta Candle menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Indonesia untuk berinovasi, memperhatikan keberlanjutan lingkungan, dan memberdayakan masyarakat sekitar dalam membangun usaha yang berdaya saing global.