Kampung Kue Rungkut: Pusat Kuliner Ramadhan di Surabaya yang Berdayakan UMKM Lokal
Kampung Kue Rungkut: Pusat Kuliner Ramadhan di Surabaya yang Berdayakan UMKM Lokal
Di tengah ramainya suasana bulan Ramadhan di Surabaya, Kampung Kue di Jalan Rungkut Lor, Kecamatan Rungkut, hadir sebagai destinasi menarik bagi para pemburu takjil. Lebih dari sekadar pasar takjil biasa, Kampung Kue telah berkembang menjadi pusat kuliner yang unik dan sukses memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, khususnya para ibu rumah tangga di sekitar wilayah tersebut. Sejak pukul 15.30 WIB, kawasan ini dipenuhi aneka jajanan, mulai dari kue tradisional seperti lemper, kue lumpur, dan risoles, hingga sajian modern seperti kebab dan sosis bakar. Minuman pun tak kalah beragam, dari es kopyor hingga es buah yang menyegarkan. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 10.000, menjadikan Kampung Kue sebagai pilihan favorit bagi berbagai kalangan, termasuk mahasiswa.
Keberhasilan Kampung Kue tak lepas dari peran Choirul Mahpuduah, sang pendiri. Irul, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa gagasan ini berawal dari kesulitan ekonomi para ibu-ibu di lingkungan Rungkut Lor Gang II. Banyak di antara mereka yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan membutuhkan alternatif penghasilan. Dengan pelatihan keterampilan membuat kue dan dukungan modal usaha, Irul mampu mentransformasi kesedihan menjadi peluang bisnis yang gemilang. Kini, Kampung Kue telah berkembang pesat, dengan lebih dari 63 UMKM yang terdaftar dan terdata secara digital di situs web resminya, serta tercatat di Kelurahan Kali Rungkut. Keberadaan pasar takjil Ramadhan semakin meningkatkan popularitas Kampung Kue, menarik pengunjung dari berbagai penjuru kota dan mendorong peningkatan penjualan baik secara offline maupun online. Apem, misalnya, menjadi salah satu produk andalan yang mampu terjual hingga 1.500-2.000 buah per hari per UMKM selama Ramadhan.
Tidak hanya meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM, Kampung Kue juga telah memberi dampak positif bagi perekonomian lokal. Para pedagang, seperti Titin, salah satu anggota paguyuban sejak 2015, merasakan perubahan signifikan dalam kehidupan keluarganya. Berkat keterlibatannya di Kampung Kue, Titin mampu meningkatkan pendapatannya secara signifikan, bahkan mampu mengatasi permasalahan hutang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian keluarganya. Pendapatannya dari penjualan takjil saja bisa mencapai Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per hari selama bulan Ramadhan, meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Kisah sukses serupa juga dialami oleh banyak pedagang lainnya, menunjukan keberhasilan model pemberdayaan UMKM yang dijalankan oleh Kampung Kue.
Suasana ramai dan meriah terlihat jelas di Kampung Kue menjelang waktu berbuka puasa. Para pengunjung, seperti Fitra, seorang mahasiswa UPN, mengaku terkesan dengan beragam pilihan menu dan harga yang terjangkau. Ia bahkan menjadikan Kampung Kue sebagai destinasi berburu takjil rutin setiap sore selama Ramadhan. Kehadiran Kampung Kue bukan hanya sekadar menyediakan jajanan untuk berbuka puasa, tetapi juga menjadi contoh nyata keberhasilan pemberdayaan UMKM dan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Model bisnis Kampung Kue ini patut di apresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan UMKM di berbagai daerah lainnya.
Daftar UMKM yang tergabung dalam Kampung Kue (Data tidak tersedia dalam berita asli): - [Daftar UMKM akan dimasukkan disini jika tersedia]