Harga Cabai Melonjak Tajam di NTB, Pemerintah Provinsi Turun Tangan
Harga Cabai Rp 200.000/Kg Picu Intervensi Pemerintah NTB
Lonjakan harga cabai rawit yang mencapai Rp 200.000 per kilogram di pasar tradisional Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk mengambil langkah intervensi. Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi ini dan menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pernyataan ini disampaikan usai rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah di Kantor Gubernur NTB, Selasa (4/3/2025).
Kondisi ini, menurut Gubernur Iqbal, bukan hanya terjadi secara spesifik di NTB, melainkan fenomena nasional yang perlu mendapat perhatian serius. Meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat deflasi 0,14 persen pada harga cabai rawit, realitas di lapangan menunjukkan harga cabai rawit mencapai angka fantastis tersebut. Diskrepansi data ini menjadi sorotan utama, dan Gubernur meminta dilakukan penelusuran mendalam untuk mengungkap penyebabnya. "Kita perlu mengkaji perbedaan data BPS dan harga di pasar. Apakah permasalahan terjadi di tingkat petani atau justru pada jalur distribusi?" ungkap Gubernur Iqbal.
Untuk mengatasi situasi ini, Pemprov NTB telah merancang beberapa strategi. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- Intervensi Pasar: Pemprov NTB akan melakukan intervensi langsung ke pasar untuk menstabilkan harga cabai rawit.
- Operasi Pasar: Operasi pasar akan segera dilaksanakan untuk menyediakan cabai rawit dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
- Koordinasi dengan Distributor: Komunikasi intensif dengan distributor bahan pokok, khususnya cabai, akan dilakukan untuk memastikan kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga.
- Penelusuran Sumber Masalah: Investigasi akan dilakukan untuk memastikan apakah kenaikan harga dipicu oleh rendahnya harga jual petani atau manipulasi harga di jalur distribusi. "Kita perlu memastikan apakah petani juga mendapatkan keuntungan dari harga tinggi ini, atau justru hanya para tengkulak yang mendapatkan keuntungan besar," tambah Gubernur Iqbal.
Selain itu, Pemprov NTB berencana untuk memberikan subsidi harga terhadap sejumlah bahan pokok, termasuk cabai rawit. Operasi pasar dan subsidi ini direncanakan akan segera diluncurkan dalam waktu dekat. Sebelumnya, harga cabai rawit di Pasar Kebon Roek, Kota Mataram, terpantau mencapai Rp 180.000 hingga Rp 200.000 per kilogram pada Senin (3/3/2025). Kondisi ini memaksa pedagang untuk menjual cabai secara eceran, dan sebagian masyarakat mencari alternatif dengan membeli cabai kering.
Langkah-langkah konkret yang diambil Pemprov NTB ini diharapkan mampu meredakan gejolak harga cabai rawit dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat NTB.