BMKG Pastikan Operasi Modifikasi Cuaca Berjalan Efisien hingga Maret, Tren Cuaca Kondusif diprediksi Berlanjut
BMKG Pastikan Operasi Modifikasi Cuaca Berjalan Efisien hingga Maret, Tren Cuaca Kondusif diprediksi Berlanjut
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan keberlanjutan operasi modifikasi cuaca (OMC) hingga 20 Maret 2025. Keputusan ini diambil setelah dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi cuaca terkini dan prediksi untuk bulan-bulan mendatang. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa tren cuaca menunjukkan peningkatan kondusivitas hingga memasuki bulan April. Hal ini mengindikasikan potensi penurunan intensitas hujan dan risiko bencana hidrometeorologi yang lebih rendah.
"Meskipun operasi modifikasi cuaca akan berlangsung hingga 20 Maret, kami terus melakukan evaluasi secara berkala," ujar Dwikorita dalam keterangan pers di Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Rabu (12/3/2025). "Prediksi tren cuaca menuju April menunjukkan kondisi yang lebih kondusif, sehingga kami akan terus memantau perkembangannya untuk menentukan langkah selanjutnya."
Kerja sama antar lembaga pemerintah dan instansi terkait menjadi kunci keberhasilan OMC. BMKG berkolaborasi erat dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pembiayaan OMC pun berasal dari berbagai sumber, termasuk anggaran BNPB, Pemprov DKI Jakarta, dan Pemprov Jawa Barat. TNI turut berkontribusi dengan menyediakan armada pesawat untuk proses penyemaian awan.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan lebih detail mengenai alokasi anggaran. "Anggaran yang digunakan meliputi biaya operasional pesawat, pembelian bahan semai, serta kompensasi bagi tim yang bertugas di lapangan," jelasnya. Meskipun demikian, baik Dwikorita maupun Tri Handoko enggan merinci jumlah anggaran yang telah terpakai. Mereka mengundang media untuk mengunjungi langsung posko operasi guna memperoleh informasi lebih rinci.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut memberikan komentarnya. Beliau menegaskan bahwa OMC tidak memberatkan anggaran pemerintah daerah. "Biaya yang dikeluarkan untuk modifikasi cuaca jauh lebih kecil dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk menanggulangi dampak banjir," tegasnya.
Sebelumnya, BMKG telah menjelaskan bahwa OMC dilakukan selama 24 jam untuk meminimalisir risiko banjir di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Operasi ini berdasarkan data dan analisis atmosfer yang akurat guna memastikan efektivitas dalam menekan curah hujan. BMKG menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam setiap intervensi OMC, untuk mencegah dampak negatif yang tidak diinginkan pada daerah lain. Tim khusus BMKG secara konsisten memantau dan menganalisis data untuk memastikan setiap langkah operasi didasarkan pada analisis ilmiah yang teliti dan akurat. Selain menyediakan data cuaca, BMKG juga merancang strategi operasi dan menentukan lokasi penyemaian yang tepat.
Rincian Sumber Anggaran OMC:
- BNPB
- Pemprov DKI Jakarta
- Pemprov Jawa Barat
Kontribusi dari TNI:
- Penyediaan pesawat untuk modifikasi cuaca