Ramai dan Khidmat: Ribuan Jemaah Padati Masjid Al-Ilyas Malang di Bulan Ramadan

Ramai dan Khidmat: Ribuan Jemaah Padati Masjid Al-Ilyas Malang di Bulan Ramadan

Keberadaan Masjid Al-Ilyas di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, menjadi sorotan selama bulan Ramadan 1444 H. Setiap malam, masjid yang berkapasitas terbatas ini dipadati ribuan jemaah yang ingin melaksanakan shalat Tarawih. Fenomena ini bahkan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Diponegoro dan Jalan Raya Trunojoyo pada Selasa, 11 Maret 2025 lalu, sekitar pukul 18.30 WIB. Kepadatan kendaraan, terutama sepeda motor yang dikendarai oleh para jamaah, memaksa pihak kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan arus kendaraan menuju jalur alternatif melalui Desa Banjarejo hingga Brongkal, Kecamatan Pagelaran.

Bukan hanya pada malam tersebut, kemacetan serupa terjadi hampir setiap malam menjelang Tarawih sepanjang bulan Ramadan. Ribuan jamaah, diperkirakan mencapai 20.000 orang, memadati area masjid. Kekurangan tempat di dalam masjid tidak menyurutkan semangat para jamaah. Mereka rela beribadah di luar masjid, memenuhi halaman, gang kecil, hingga trotoar jalan raya Gondanglegi-Kepanjen. Kehadiran aparat keamanan dari kepolisian, TNI, dan Banser NU turut menjamin keamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah. Beragam usia turut hadir, dari anak-anak hingga orang tua, menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam menjalankan ibadah di bulan suci ini.

Sekretaris Takmir Masjid Al-Ilyas, Syihab Irfani, mengungkapkan bahwa para jemaah bukan hanya berasal dari wilayah sekitar Gondanglegi Kulon, melainkan juga dari berbagai penjuru Kabupaten Malang, bahkan ada yang berasal dari Sumbermanjing Wetan dan Kota Malang. Keunikan lain dari shalat Tarawih di Masjid Al-Ilyas adalah pemberian santunan berupa uang tunai sebesar Rp 20.000 kepada setiap jemaah, baik anak-anak maupun dewasa. Tradisi ini telah berlangsung selama dua tahun terakhir, dimulai pada Ramadan 2024, dan diinisiasi oleh seorang pengusaha setempat, H. Sulaiman, yang bergerak di berbagai bidang usaha, termasuk rokok dan transportasi.

Syihab menambahkan, jumlah jemaah yang membeludak ini seiring dengan tersebarnya informasi mengenai pemberian santunan tersebut. H. Sulaiman, selain memberikan santunan kepada jemaah Tarawih, juga rutin memberikan santunan Rp 10.000 kepada jemaah shalat Subuh dan secara rutin menyantuni anak yatim di Kecamatan Gondanglegi. Kepada para jamaah, pemberian santunan tersebut merupakan wujud kepedulian dan amal H. Sulaiman.

Salah satu jemaah, Syamsul Arifin, warga Desa Putat Lor, Kecamatan Gondanglegi, mengungkapkan kebahagiaannya dan rasa syukurnya atas kedermawanan H. Sulaiman yang membantu meringankan beban ekonomi masyarakat. Hal senada juga diungkapkan oleh banyak jemaah lainnya. Kehadiran H. Sulaiman, menjadi bukti nyata bahwa semangat berbagi dan kepedulian sosial masih tetap hidup dan menjadi kekuatan dalam keberagaman masyarakat Indonesia. Kemacetan lalu lintas yang terjadi pun menjadi bukti nyata dari animo masyarakat untuk mengikuti shalat Tarawih di masjid tersebut.

Kegiatan ini tidak hanya menunjukan kekhidmatan ibadah di bulan Ramadan, tetapi juga menjadi potret indah dari semangat kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.