Air Mata Salah Menandai Tersingkirnya Liverpool dari Liga Champions
Air Mata Salah Menandai Tersingkirnya Liverpool dari Liga Champions
Kekalahan pahit dialami Liverpool di babak 16 besar Liga Champions setelah disingkirkan Paris Saint-Germain (PSG) melalui drama adu penalti. Pertandingan leg kedua yang digelar di Anfield, Rabu (12/3/2025) dini hari WIB, berakhir dengan skor 0-1 untuk kemenangan PSG, membalikkan keadaan setelah kemenangan tipis 1-0 Liverpool di leg pertama. Kegagalan ini meninggalkan luka mendalam bagi tim Merseyside Merah, khususnya bagi Mohamed Salah yang terlihat berlinang air mata seusai pertandingan.
Drama adu penalti menjadi penentu nasib kedua tim. Kegagalan dua eksekutor Liverpool, Darwin Nunez dan Curtis Jones, dalam menaklukkan Gianluigi Donnarumma, kiper PSG, menjadi titik balik yang menentukan. PSG akhirnya menang dengan skor 4-1, meninggalkan Liverpool dengan rasa kecewa yang mendalam. Kekalahan ini sekaligus menandai berakhirnya mimpi Liverpool untuk meraih treble winners musim ini. Keunggulan 1-0 di leg pertama sirna seketika, digantikan oleh kekecewaan yang terpancar jelas dari raut wajah para pemain Liverpool, terutama Mohamed Salah yang terlihat sangat terpukul dan meneteskan air mata. Kegagalan ini merupakan pukulan telak bagi ambisi tinggi Liverpool di kancah Eropa.
Sepanjang musim ini, Salah tampil gemilang dengan mencetak 32 gol dan 22 assist di semua kompetisi. Kontribusinya di Liga Champions juga cukup signifikan dengan torehan 3 gol dan 4 assist. Namun, performa impresifnya tak mampu menyelamatkan Liverpool dari kekalahan dramatis ini. Kehadirannya di lini depan Liverpool tetap menjadi andalan, namun ketajamannya tak mampu berbuat banyak melawan pertahanan ketat PSG.
Meskipun mimpi treble winners telah sirna, Liverpool masih memiliki peluang untuk meraih dua gelar lainnya. Di Liga Inggris, mereka masih memimpin klasemen dengan keunggulan 15 poin atas Arsenal. Peluang tersebut cukup besar untuk direalisasikan, mengingat dominasi mereka di liga domestik. Sementara itu, di Piala Liga Inggris, Liverpool telah mencapai babak final dan akan berhadapan dengan Newcastle United. Pertandingan final ini akan menjadi ujian berikutnya bagi tim asuhan Arne Slot untuk membuktikan kualitas dan mentalitas mereka setelah kegagalan di Liga Champions.
Kekalahan ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Liverpool. Analisis mendalam terhadap performa tim, terutama dalam menghadapi tekanan di babak adu penalti, perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan serupa di masa mendatang. Meskipun demikian, perjalanan Liverpool di musim ini belum berakhir. Mereka masih memiliki kesempatan untuk mengukir prestasi di kompetisi domestik dan bangkit dari kekecewaan di Liga Champions.
Catatan: Informasi mengenai pelatih Liverpool, Arne Slot, dan selisih poin dengan Arsenal telah ditambahkan untuk memberikan konteks yang lebih lengkap.