Penjualan Minyakita di Cilacap Terganggu, Pedagang Rugi Akibat Takaran yang Tidak Sesuai
Penjualan Minyakita di Cilacap Terganggu, Pedagang Rugi Akibat Takaran yang Tidak Sesuai
Maraknya keluhan konsumen terkait takaran Minyakita yang tidak sesuai di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap para pedagang. Sejumlah pedagang mengaku mengalami kerugian dan penurunan penjualan akibat permasalahan ini. Hal ini terungkap setelah Tim Satgas Pangan Polresta Cilacap bersama Pemkab Cilacap melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Rabu (12/3/2025) dan menemukan 4.272 kemasan Minyakita dengan takaran yang kurang di sebuah toko di Kecamatan Nusawungu.
Wiwin, seorang kepala toko di Kecamatan Nusawungu yang menjadi sasaran sidak, mengungkapkan bahwa keluhan konsumen mulai berdatangan sejak seminggu terakhir. Para pembeli kecewa karena menemukan isi Minyakita yang dibelinya tidak sesuai dengan takaran yang tertera, yaitu 1 liter. "Kami awalnya tahunya 1 liter, ternyata isinya tidak sesuai, sehingga beberapa pembeli minta retur," ungkap Wiwin. Kondisi ini memaksa Wiwin untuk menerima pengembalian barang dari konsumen, meskipun hal tersebut mengakibatkan kerugian baginya. Sistem penjualan yang diterapkan oleh distributor, yakni sistem beli putus, membuatnya tidak dapat mengembalikan barang yang takarannya kurang tersebut kepada pihak distributor. "Soalnya kalau komplain ke distributor, tidak bisa dikembalikan karena sistemnya beli putus. Untuk menjaga konsumen, kami akhirnya berani ambil risiko," tambahnya. Lebih lanjut, Wiwin menjelaskan bahwa dampak dari permasalahan ini sangat terasa pada penurunan penjualan Minyakita di tokonya. Ketidakpercayaan konsumen terhadap takaran Minyakita membuat penjualan menurun drastis. "Sangat berpengaruh, banyak pembeli jadi curiga isinya penuh atau tidak. Padahal kami menjual Minyakita dari berbagai produsen," jelasnya.
Sementara itu, Marti (40), seorang pedagang di Pasar Kroya, mengungkapkan sikapnya yang lebih selektif dalam memilih pemasok Minyakita. Ia menegaskan akan menghentikan kerjasama dengan pemasok yang menjual produk dengan takaran yang tidak sesuai. "Kalau isinya tidak sesuai, saya enggak kulakan lagi di tempat yang sama. Itu sama saja dengan membohongi pembeli," tegasnya. Sikap tegas Marti ini mencerminkan keprihatinan para pedagang terhadap kualitas dan integritas produk yang mereka jual, serta komitmen mereka untuk melindungi konsumen dari praktik yang merugikan.
Temuan Tim Satgas Pangan terkait ribuan kemasan Minyakita dengan takaran yang tidak sesuai semakin memperkuat urgensi pengawasan yang lebih ketat terhadap distribusi dan kualitas Minyakita di pasaran. Permasalahan ini tidak hanya berdampak pada kerugian ekonomi para pedagang, tetapi juga menimbulkan ketidakpercayaan konsumen dan berpotensi merusak reputasi produk Minyakita secara keseluruhan. Langkah-langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait dibutuhkan untuk mencegah berulangnya permasalahan serupa dan melindungi hak-hak konsumen.
Dampak Lebih Lanjut:
- Kerugian Finansial: Pedagang mengalami kerugian karena harus menerima retur barang dan penurunan penjualan.
- Kehilangan Kepercayaan Konsumen: Ketidakpercayaan konsumen terhadap produk Minyakita dapat berdampak jangka panjang.
- Kerusakan Reputasi: Permasalahan ini dapat merusak reputasi Minyakita dan produsennya.
- Perlunya Pengawasan yang Lebih Ketat: Kasus ini menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat dalam distribusi dan kualitas Minyakita.