Kesaksian Mantan Tahanan Palestina Ungkap Pelecehan Seksual Sistematis di Tangan Tentara Israel
Kesaksian Mantan Tahanan Palestina Ungkap Pelecehan Seksual Sistematis di Tangan Tentara Israel
Sidang terbuka di markas PBB baru-baru ini menyajikan kesaksian mengguncang dari dua mantan tahanan Palestina yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual dan penyiksaan sistematis selama masa penahanan mereka di tangan tentara Israel. Said Abdel Fattah (28), seorang perawat yang ditahan dekat Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza sejak 2023, memberikan kesaksiannya melalui tautan video dari Gaza. Fattah menggambarkan pengalaman mengerikan yang dialaminya selama dua bulan penahanan, termasuk penelanjangan paksa dalam cuaca dingin, pemukulan brutal, ancaman pemerkosaan, dan berbagai bentuk pelecehan lainnya. Ia juga menceritakan tentang kondisi fasilitas penahanan yang penuh sesak dan tidak manusiawi.
Mohamed Matar, mantan tahanan lainnya, turut berbagi kisah serupa tentang penyiksaan berjam-jam yang dialaminya di tangan petugas keamanan di Tepi Barat. Matar mengungkapkan bahwa permohonan pertolongan kepada polisi Israel diabaikan. Kesaksian keduanya menambah deretan bukti yang semakin menguat tentang dugaan pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh otoritas Israel terhadap tahanan Palestina. Kasus ini bukanlah insiden terisolasi. Dugaan pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina telah mencuat sejak Agustus 2024, dipicu oleh beredarnya sebuah video CCTV yang direkam di pangkalan Sde Teiman. Video yang disiarkan oleh Channel 12, televisi lokal Israel, menunjukkan sejumlah tentara Israel melakukan tindakan seksual terhadap tahanan Palestina di balik perisai. Setidaknya satu tentara terlihat meletakkan tangannya di selangkangan sendiri. Video tersebut memicu reaksi internasional, termasuk dari Amerika Serikat yang mendesak pemerintah Israel untuk melakukan penyelidikan menyeluruh.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, pada Agustus 2024, menyatakan bahwa tidak ada toleransi bagi pelaku pelecehan seksual dan menegaskan perlunya penyelidikan menyeluruh oleh Angkatan Bersenjata Israel (IDF) atas insiden yang terdokumentasi dalam video tersebut. Kejadian ini semakin memperburuk situasi HAM di wilayah konflik Palestina-Israel. Kesaksian-kesaksian ini bukan hanya mengungkap penderitaan individu, tetapi juga mengindikasikan adanya pola sistematis pelanggaran HAM yang membutuhkan perhatian serius dari komunitas internasional. PBB dan organisasi HAM internasional lainnya diharapkan untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk menyelidiki tuntas kasus ini dan memastikan pertanggungjawaban bagi para pelaku. Perlu ditekankan bahwa pembiaran tindakan brutal ini akan melanggengkan siklus kekerasan dan impunitas di wilayah tersebut.
-
Kronologi Kejadian:
- Agustus 2024: Beredar video CCTV yang menunjukkan pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina oleh tentara Israel di pangkalan Sde Teiman. AS mendesak penyelidikan menyeluruh.
- Maret 2025: Said Abdel Fattah dan Mohamed Matar memberikan kesaksian di PBB tentang penyiksaan dan pelecehan seksual yang mereka alami selama penahanan.
-
Pihak yang Terlibat:
- Said Abdel Fattah: Mantan tahanan Palestina, korban pelecehan seksual.
- Mohamed Matar: Mantan tahanan Palestina, korban penyiksaan.
- Tentara Israel: Terduga pelaku pelecehan seksual dan penyiksaan.
- Pemerintah Israel: Pihak yang bertanggung jawab untuk menyelidiki dan menindak pelaku.
- PBB: Lembaga yang menerima kesaksian para korban.
- Amerika Serikat: Negara yang mendesak penyelidikan atas insiden tersebut.