Urutan yang Dianjurkan dalam Tradisi Berbuka Puasa: Doa atau Santapan?
Urutan yang Dianjurkan dalam Tradisi Berbuka Puasa: Doa atau Santapan?
Di bulan Ramadan, ketika azan Magrib berkumandang menandai berakhirnya waktu puasa, muncul pertanyaan klasik di kalangan umat Muslim: mana yang lebih utama, minum air atau membaca doa berbuka? Praktik umum menunjukkan dua pendekatan berbeda; sebagian orang memilih berdoa terlebih dahulu, sementara yang lain mendahulukan konsumsi makanan atau minuman. Perdebatan ini menyinggung pemahaman yang tepat akan sunnah berbuka puasa dan maknanya.
Menurut sejumlah referensi keagamaan, termasuk pendapat dari Ustaz Abu Mudi, dianjurkan untuk mengonsumsi sedikit makanan atau minuman, seperti seteguk air atau sebutir kurma, sebelum membaca doa berbuka. Alasannya terletak pada redaksi doa berbuka itu sendiri, yang berbunyi "Wa'ala rizqika afthartu", yang berarti "Atas rezeki-Mu aku telah berbuka." Membaca doa sebelum mengonsumsi apapun berarti kita mengucapkan sesuatu yang belum terjadi, seakan-akan telah berbuka puasa sebelum kenyataannya. Oleh karena itu, tindakan berbuka terlebih dahulu, walau hanya dengan sedikit makanan atau minuman, kemudian dilanjutkan dengan membaca doa, dianggap lebih tepat secara maknawi.
Praktik ini selaras dengan anjuran untuk menyegerakan berbuka puasa setelah matahari terbenam. Segera mengonsumsi makanan atau minuman setelah adzan Magrib merupakan sunnah yang dianjurkan. Setelah berbuka, mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT melalui kalimat 'Alhamdulillah' merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dan mencerminkan rasa terima kasih atas nikmat yang diberikan. Kalimat ini, yang bermakna puji syukur atas karunia Allah, merupakan ungkapan yang cukup ampuh dan indah untuk menyudahi proses berbuka puasa.
Selain Alhamdulillah, doa setelah makan juga dapat diamalkan untuk semakin memperteguh rasa syukur. Doa tersebut berbunyi:
Ahamdulillaahilladzii ath'amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin
Artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan merezekikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku."
Dengan demikian, urutan yang dianjurkan adalah: berbuka puasa terlebih dahulu dengan sedikit makanan atau minuman, lalu membaca doa berbuka, dan diakhiri dengan ungkapan syukur berupa Alhamdulillah dan doa sesudah makan. Hal ini memastikan kesesuaian praktik dengan makna dan tuntunan sunnah, serta menanamkan kesadaran akan nikmat yang diberikan Allah SWT selama bulan Ramadan.
Penerapan urutan ini bukan hanya sebatas ritual belaka, melainkan juga sebuah manifestasi penghayatan spiritual yang mendalam terhadap makna berpuasa dan berbuka. Dengan memahami hal ini, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan penuh keberkahan. Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait tata cara berbuka puasa yang sesuai dengan sunnah.