Antisipasi Banjir Rob Akibat Worm Moon: Pemprov DKI Kerahkan Berbagai Strategi Pengamanan
Antisipasi Banjir Rob Akibat Worm Moon: Pemprov DKI Kerahkan Berbagai Strategi Pengamanan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah bersiap menghadapi potensi banjir rob yang diprediksi akan terjadi akibat fenomena Worm Moon atau bulan purnama di bulan Maret 2025. Berbagai langkah strategis telah dan terus disiapkan untuk meminimalisir dampak buruk bagi warga Jakarta, terutama di wilayah pesisir. Antisipasi ini tidak hanya fokus pada penanganan dampak banjir, tetapi juga pada upaya pencegahan dan mitigasi risiko sejak dini.
Salah satu langkah utama adalah penguatan sistem polder pengendali banjir rob. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah memperkuat sistem ini dengan bendung karet yang berfungsi sebagai penahan air laut agar tidak meluap ke daratan. Selain itu, optimalisasi penggunaan pompa stasioner dan mobile juga menjadi fokus utama, terutama di wilayah dengan topografi rendah atau berada di bawah permukaan laut. Pompa-pompa ini akan berperan penting dalam mengalirkan air kembali ke laut secara cepat dan efektif. Upaya lain yang tak kalah penting adalah optimalisasi saluran drainase untuk memastikan air dapat mengalir dengan lancar dan mencegah genangan.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, M. Yohan, menegaskan komitmen Pemprov DKI dalam melindungi warga dari ancaman banjir rob. "Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk melindungi masyarakat dan meminimalisir dampak dari fenomena Worm Moon," ujar Yohan. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengikuti arahan dari BPBD DKI Jakarta dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta memantau informasi terkini terkait potensi banjir rob.
Selain upaya teknis di lapangan, BPBD DKI Jakarta juga telah mengambil langkah antisipatif dengan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) selama 10 hari sejak 11 Maret 2025. OMC ini bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah DKI Jakarta, sehingga dampak fenomena Worm Moon yang berpotensi diperparah oleh cuaca buruk di wilayah pesisir dapat diminimalisir. Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif yang dijalankan Pemprov DKI untuk menghadapi potensi bencana.
Lebih lanjut, Pemprov DKI juga berupaya mengatasi masalah penurunan muka tanah yang dapat memperparah dampak banjir rob. Upaya ini dilakukan dengan membatasi penggunaan air tanah dan meningkatkan jaringan perpipaan air bersih PAM Jaya. Tujuannya adalah mendorong masyarakat beralih dari penggunaan air tanah ke air bersih perpipaan, sehingga penurunan muka tanah dapat dikendalikan secara bertahap.
Peringatan dini terus disosialisasikan kepada masyarakat melalui berbagai kanal informasi, termasuk layanan call center Jakarta Siaga 112 yang beroperasi 24 jam. Wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob, seperti Kemal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, dan Kalibaru di Jakarta Utara, serta Kepulauan Seribu, menjadi fokus utama dalam penyampaian informasi ini.
BMKG telah memprediksi potensi banjir rob di beberapa wilayah pesisir Indonesia, termasuk Jakarta, akibat fenomena Worm Moon yang terjadi pada 14 dan 29 Maret 2025. Potensi ini berdampak pada berbagai aktivitas masyarakat pesisir, mulai dari bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, hingga tambak perikanan darat dan garam. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan koordinasi antar instansi menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana ini.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat meminimalkan dampak negatif dari fenomena Worm Moon dan memastikan keselamatan serta keamanan warga Jakarta.