Inflasi AS Melandai, Wall Street Tunjukkan Respon Bervariasi
Inflasi AS Melandai, Wall Street Tunjukkan Respon Bervariasi
Penutupan perdagangan di Wall Street pada Rabu, 12 Februari 2025 (Kamis WIB), menunjukkan pergerakan yang beragam di antara indeks-indeks utama. Laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan memberikan sentimen positif, meredakan sebagian kekhawatiran investor akan potensi resesi. Namun, dampaknya tidak merata di seluruh sektor, mencerminkan kompleksitas kondisi ekonomi saat ini.
Indeks Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham-saham teknologi, mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,22 persen, ditutup pada angka 17.648,45. Kenaikan ini dipicu oleh kabar positif terkait inflasi dan merupakan reaksi atas penurunan tajam yang dialami sektor teknologi sepanjang minggu. Saham-saham unggulan seperti Nvidia yang melonjak 6,4 persen, AMD meningkat lebih dari 4 persen, Meta naik 2 persen, dan Tesla yang terapresiasi lebih dari 7 persen, menjadi penggerak utama kenaikan indeks ini. Perbaikan kinerja sektor teknologi ini juga turut memberikan kontribusi positif terhadap indeks S&P 500.
Sementara itu, indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan yang lebih moderat, yaitu 0,49 persen, dan ditutup pada level 5.599,30. Meskipun demikian, kenaikan ini mencerminkan pengaruh positif dari laporan inflasi dan performa saham teknologi. Sebaliknya, indeks Dow Jones Industrial Average justru mengalami penurunan sebesar 82,55 poin atau 0,2 persen, ditutup pada 41.350,93. Perbedaan kinerja antara indeks-indeks ini menunjukkan adanya perbedaan sentimen di pasar dan sektor-sektor ekonomi yang berbeda.
Data inflasi terbaru menunjukkan peningkatan indeks harga konsumen (CPI) sebesar 0,2 persen bulan lalu, dengan inflasi tahunan mencapai 2,8 persen. Angka ini lebih rendah daripada perkiraan Dow Jones sebesar 0,3 persen dan 2,9 persen. CPI inti, yang mengecualikan harga pangan dan energi, juga menunjukan angka yang lebih rendah dari ekspektasi, yaitu naik 0,2 persen bulan lalu dan 3,1 persen selama 12 bulan terakhir. Meskipun inflasi melandai, kekhawatiran akan potensi resesi tetap ada, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan dan ketegangan geopolitik.
Sebelum pengumuman data inflasi, pasar saham telah mengalami tekanan cukup signifikan. Dalam sepekan terakhir, Dow, S&P 500, dan Nasdaq semuanya telah turun sekitar 3 persen. S&P 500 bahkan sempat memasuki wilayah koreksi pada hari Selasa, turun 10 persen dari rekor tertinggi yang dicapai pada bulan Februari. Sepanjang bulan lalu, S&P 500 telah kehilangan lebih dari 7 persen, sementara Dow dan Nasdaq masing-masing turun 6,8 persen dan 10,2 persen. Kondisi ini menunjukkan adanya kekhawatiran investor akan dampak dari berbagai faktor ekonomi dan politik global terhadap pertumbuhan ekonomi AS.
Kesimpulannya, respon pasar saham terhadap data inflasi yang melandai terbilang beragam. Meskipun sektor teknologi menunjukkan pemulihan yang signifikan, ketidakpastian ekonomi dan geopolitik masih menimbulkan kekhawatiran di pasar. Pergerakan indeks-indeks utama di Wall Street mencerminkan kompleksitas kondisi ekonomi AS saat ini, yang membutuhkan observasi dan analisis yang lebih mendalam untuk memprediksi arah pasar di masa mendatang.