Jejak Tiga Kerajaan Nusantara di Masa Kenabian Muhammad SAW
Jejak Tiga Kerajaan Nusantara di Masa Kenabian Muhammad SAW
Perkembangan peradaban di Nusantara pada abad ke-6 hingga ke-7 Masehi, periode yang beririsan dengan masa kehidupan Nabi Muhammad SAW, menunjukkan dinamika kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang cukup pesat. Kehadiran Islam di Nusantara memang belum dominan pada masa tersebut, namun jejak tiga kerajaan tertua—Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya—telah mengukir sejarah penting di Indonesia yang patut ditelusuri kaitannya dengan periode sejarah global tersebut.
Periode Kenabian dan Perkembangan di Nusantara
Kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tahun 570 Masehi menandai titik balik bagi dunia Islam. Beliau membawa ajaran Islam yang mengubah tatanan sosial dan politik di Jazirah Arab. Secara bersamaan, di Nusantara, kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha mengalami perkembangan dan meninggalkan jejak arkeologis yang signifikan. Penting untuk dipahami bahwa sejarah Nusantara pada masa ini berlangsung secara independen, namun dapat ditelusuri pengaruh perdagangan dan pertukaran budaya global yang terjadi pada masa tersebut.
Tiga Kerajaan Tertua di Indonesia:
Berikut uraian mengenai tiga kerajaan tertua di Indonesia yang keberadaannya terdokumentasi pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW:
-
Kerajaan Kutai: Terletak di Kalimantan Timur, kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Bukti sejarahnya berasal dari tujuh buah prasasti yupa yang ditemukan, bertuliskan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini menyebutkan silsilah raja-raja Kutai, mulai dari Kudungga hingga Maharaja Dharma Setia. Keberadaan kerajaan ini pada abad ke-5 Masehi menunjukkan proses akulturasi budaya India dengan budaya lokal di Nusantara. Keberadaan kerajaan ini menunjukkan bahwa proses perkembangan peradaban di Nusantara berjalan seiringan dengan masa hidup Nabi Muhammad SAW, walau terpisah secara geografis dan budaya.
-
Kerajaan Tarumanegara: Berlokasi di Jawa Barat, kerajaan ini berkembang di sekitar aliran Sungai Cisadane. Prasasti-prasasti seperti Prasasti Ciaruteun, Prasasti Jambu, dan Prasasti Tugu menjadi sumber utama informasi mengenai kerajaan ini. Berdasarkan naskah Wangsakerta, Tarumanegara didirikan pada tahun 358 Masehi oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman. Kerajaan ini memiliki pengaruh yang cukup besar di Jawa Barat dan sekitarnya. Studi mengenai Tarumanegara masih terus berlangsung untuk memahami secara utuh kehidupan politik, ekonomi dan sosial kerajaan ini yang berjalan sekaligus dengan periode kenabian Nabi Muhammad SAW.
-
Kerajaan Sriwijaya: Kerajaan maritim yang berpusat di Sumatera Selatan ini telah berkembang pesat pada abad ke-7 Masehi. Dapunta Hyang dianggap sebagai tokoh penting dalam perkembangan Sriwijaya. Keberadaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim menunjukkan perannya dalam jaringan perdagangan internasional pada masa itu, sehingga tak menutup kemungkinan adanya interaksi, walau tak langsung, dengan dunia luar termasuk Jazirah Arab di masa Nabi Muhammad SAW. Namun perlu ditekankan bahwa kontak ini lebih bersifat perdagangan, bukan pengaruh langsung ajaran Islam pada saat itu.
Islam di Indonesia:
Meskipun ketiga kerajaan tersebut menganut Hindu-Buddha, perlu dicatat bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia telah dimulai sejak abad ke-7, meskipun masih terbatas dan belum menjadi agama mayoritas. Bukti-bukti sejarah menunjukkan keberadaan pedagang muslim di beberapa wilayah di Indonesia pada periode tersebut. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji proses penyebaran Islam di Nusantara yang berjalan secara bertahap dan tidak sejalan dengan pengaruh langsung dari periode kenabian Nabi Muhammad SAW.
Kesimpulannya, keberadaan tiga kerajaan tertua di Indonesia pada masa Nabi Muhammad SAW menunjukkan keberagaman dan kekayaan sejarah Nusantara. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menelusuri lebih dalam interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung, antara perkembangan di Nusantara dengan perkembangan di dunia pada masa kenabian tersebut.