Proyeksi Pergerakan Mudik Lebaran 2025: 146 Juta Jiwa dan Tantangan Infrastruktur Yogyakarta

Proyeksi Pergerakan Mudik Lebaran 2025: 146 Juta Jiwa dan Tantangan Infrastruktur Yogyakarta

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan lonjakan signifikan pergerakan masyarakat selama periode libur Lebaran 2025. Berdasarkan survei kolaboratif antara Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub dan Litbang Kompas, diperkirakan sebanyak 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari total populasi Indonesia akan melakukan perjalanan mudik. Angka ini mencerminkan potensi mobilitas yang sangat besar dan menghadirkan tantangan signifikan bagi sektor transportasi dan infrastruktur nasional.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (nama menteri diganti agar berbeda dari berita asli), dalam kunjungannya ke Yogyakarta pada Rabu (12/3/2025), mengungkapkan detail proyeksi tersebut kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X. Pertemuan tersebut difokuskan pada koordinasi persiapan angkutan Lebaran 2025 dan upaya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi lonjakan penumpang.

Data survei mengindikasikan bahwa 66,6% dari total pergerakan, atau sekitar 97,6 juta orang, berasal dari Pulau Jawa. DIY sendiri diperkirakan akan menjadi destinasi favorit, dengan prediksi sebanyak 2,3 juta orang (1,6% dari total pergerakan nasional) melakukan perjalanan masuk dan keluar provinsi. Terminal Giwangan dan Stasiun Tugu Yogyakarta diprediksi akan menjadi titik terpadat, menunjukkan popularitas DIY sebagai tujuan wisata favorit selama periode mudik.

Menyikapi proyeksi ini, Menteri Perhubungan menekankan pentingnya kolaborasi erat antara Kemenhub dan Pemerintah DIY. Kolaborasi ini akan difokuskan pada beberapa aspek krusial, antara lain:

  • Peningkatan Kesiapan Infrastruktur: Peningkatan kapasitas dan perawatan infrastruktur transportasi, termasuk terminal, stasiun, dan bandara, menjadi prioritas utama. Hal ini mencakup peningkatan akses dan layanan angkutan feeder untuk memperlancar konektivitas antarmoda transportasi.
  • Pengaturan Lalu Lintas dan Rekayasa Arus: Antisipasi kemacetan lalu lintas di jalur arteri, terutama yang dipengaruhi oleh pasar tumpah dan lokasi wisata populer seperti Malioboro, Pantai Glagah, Parangtritis, dan Baron, memerlukan strategi pengaturan dan rekayasa lalu lintas yang komprehensif. Pengembangan jalur alternatif juga perlu dipertimbangkan.
  • Peningkatan Keamanan dan Keselamatan: Ramp check dan pemeriksaan kesehatan pengemudi akan ditingkatkan untuk memastikan keselamatan perjalanan. Sosialisasi keselamatan berkendara, khususnya bagi pengguna kendaraan pribadi, juga menjadi bagian penting dari persiapan.
  • Penyediaan Posko dan Layanan Mudik Gratis: Kemenhub bersama Pemerintah DIY akan mendirikan posko angkutan Lebaran dan menyediakan layanan mudik gratis untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
  • Antisipasi Lonjakan Pariwisata: Meningkatnya jumlah wisatawan selama libur Lebaran juga perlu diantisipasi dengan memastikan ketersediaan akomodasi dan pengaturan kunjungan ke lokasi wisata.
  • Penyebaran Informasi: Penyediaan informasi mudik yang akurat dan terupdate akan dilakukan untuk memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebelum dan selama perjalanan.

Setelah pertemuan dengan Sri Sultan, Menteri Perhubungan meninjau langsung Stasiun Tugu dan Terminal Giwangan. Beliau memberikan arahan kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) transportasi di Yogyakarta untuk mengoptimalkan pelayanan dan memastikan kesiapan menghadapi lonjakan penumpang selama periode mudik Lebaran 2025. Kesuksesan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini bergantung pada koordinasi yang efektif dan persiapan menyeluruh dari semua pihak yang terlibat.