Fenomena Kuliner Tak Terduga: Mie Beras Rumah Duka di China Menarik Ribuan Pengunjung

Fenomena Kuliner Tak Terduga: Mie Beras Rumah Duka di China Menarik Ribuan Pengunjung

Rumah duka, tempat perpisahan dan penghormatan terakhir, biasanya identik dengan suasana duka dan kesedihan. Namun, sebuah rumah duka di Provinsi Guizhou, China, belakangan ini justru menjadi pusat perhatian, bukan karena upacara pemakamannya, melainkan karena kelezatan mie beras yang disajikan di kantinnya. Fenomena ini berawal dari unggahan video seorang blogger di platform media sosial yang kemudian viral dan menarik perhatian publik luas, hingga menyebabkan antrean panjang dan bahkan aksi penyamaran demi mencicipi hidangan tersebut.

Popularitas mie beras ini bermula dari sebuah video yang diunggah seorang blogger yang mengunjungi rumah duka Erlong di Kaili. Awalnya ragu-ragu, blogger ini akhirnya mengakui kelezatan mie beras tersebut setelah mencicipinya, sebuah pengakuan yang kemudian memicu rasa penasaran warganet. Unggahan video tersebut sontak menjadi viral, dibanjiri komentar positif mengenai cita rasa mie beras yang tak terduga. Komentar netizen seperti, "Temanku mengatakan makanan di rumah duka ini sangat enak. Antrean untuk makanan lebih panjang daripada antrean untuk meletakkan bunga untuk orang yang meninggal," menggambarkan antusiasme masyarakat terhadap sajian kuliner di tempat yang tak biasa ini. Kepopuleran ini bahkan memunculkan fenomena unik: sejumlah pengunjung berpura-pura melayat hanya untuk mencicipi mie beras yang hanya tersedia pada jam-jam tertentu, yaitu pukul 06.00-08.00 pagi dan 10.00-10.30 malam. Keterbatasan waktu penyajian justru semakin meningkatkan daya tariknya.

Rahasia kelezatan mie beras ini terletak pada keahlian chef kantin rumah duka. Bahan-bahan segar dan proses pembuatan yang teliti, termasuk perebusan kaldu tulang babi berjam-jam serta penggunaan resep rahasia saus cabai, menjadi kunci cita rasa yang istimewa. Mie beras tersebut tersedia dalam berbagai varian, mulai dari daging, ayam pedas, daging cincang, dan olahan babi, dengan harga sekitar 12 yuan atau sekitar Rp 27.333 per porsi. Meskipun popularitasnya meroket, pihak rumah duka menegaskan tidak berniat menjadikan mie beras ini sebagai bisnis utama. Namun, sebagai respon terhadap antusiasme masyarakat, BBC melaporkan bahwa pihak rumah duka berencana menawarkan 50 mangkuk mie kepada masyarakat sekitar dengan syarat mereka tidak mengganggu prosesi pemakaman yang sedang berlangsung.

Fenomena ini menggarisbawahi kekuatan viralitas media sosial dan selera kuliner masyarakat yang tak terduga. Rumah duka yang biasanya dikaitkan dengan kesedihan, kini justru menjadi destinasi kuliner yang menarik perhatian publik. Kisah ini juga menunjukkan bagaimana sebuah hidangan sederhana bisa menciptakan fenomena yang luar biasa dan mengundang banyak pertanyaan tentang interaksi antara budaya, kuliner, dan media sosial di era modern.

Berikut beberapa fakta penting mengenai fenomena ini:

  • Rumah duka Erlong di Kaili, Provinsi Guizhou, China, menjadi terkenal karena mie berasnya.
  • Sebuah video viral di media sosial memicu lonjakan pengunjung ke rumah duka.
  • Banyak pengunjung berpura-pura sebagai pelayat demi mencicipi mie beras tersebut.
  • Mie beras hanya tersedia pada jam-jam tertentu.
  • Rumah duka tidak berniat menjadikan mie beras sebagai bisnis utama.
  • BBC melaporkan bahwa rumah duka akan menawarkan 50 mangkuk mie kepada masyarakat setempat.