Kontroversi Codeblu, Legenda Lapis Legit, dan Kue Kering Pasar Ramaikan Kuliner Jelang Lebaran
Kontroversi Codeblu Mengguncang Dunia Kuliner
Pengulas makanan Codeblu kembali menjadi sorotan publik. Gaya ulasannya yang blak-blakan, kerap kali tajam dan kontroversial, telah menimbulkan gelombang reaksi di dunia kuliner Indonesia. Dari kritik pedas terhadap warung steak kaki lima hingga tuduhan terhadap sebuah bakery yang memberikan kue kering kedaluwarsa ke panti asuhan, Codeblu tak pernah lepas dari perdebatan. Pengaruhnya yang signifikan di media sosial, dengan ratusan ribu pengikut di Instagram dan lebih dari 1,3 juta di TikTok, semakin memperluas jangkauan kontroversi yang ditimbulkannya. Beberapa usaha kuliner bahkan dilaporkan mengalami kerugian signifikan setelah mendapat ulasan negatif darinya. Kasus terbaru, Codeblu dilaporkan ke polisi terkait tuduhan penyebaran informasi yang belum tentu kebenarannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan etika dan tanggung jawab dalam dunia review makanan online. Akankah fenomena ini berdampak pada regulasi dan standar etika dalam dunia review makanan online?
Lapis Legit: Warisan Rasa yang Tak Lekang Oleh Waktu
Di tengah hiruk pikuk kontroversi Codeblu, fokus beralih pada kue tradisional Indonesia yang tak pernah lekang oleh waktu: lapis legit. Kue yang dikenal dengan proses pembuatannya yang rumit dan harga jualnya yang relatif tinggi ini, menyimpan sejarah panjang dan kekayaan rasa yang begitu istimewa. Beberapa toko lapis legit legendaris telah berdiri puluhan tahun, bahkan ada yang telah eksis sejak tahun 1950-an. Toko-toko tersebut, seperti Lapis Legit Ny. Oeij di Cinere yang berdiri sejak tahun 1950 dan Lapis Legit Ny. Liem di Bandung sejak 1966, menawarkan berbagai varian lapis legit, mulai dari rasa original hingga yang lebih modern seperti varian ketupat dan prunes. Ketahanan dan popularitas mereka menjadi bukti kualitas dan cita rasa yang konsisten di tengah perkembangan zaman. Mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi dan budaya kuliner Indonesia.
Pasar Tradisional: Surga Kue Kering Ekonomis Jelang Lebaran
Menjelang Hari Raya Lebaran, persiapan suguhan dan hantaran menjadi agenda utama bagi banyak keluarga muslim. Kue kering menjadi salah satu hidangan wajib yang tak pernah absen. Bagi yang menginginkan pilihan yang lengkap dengan harga terjangkau, pasar tradisional menjadi pilihan yang tepat. Toko-toko kue kering di pasar-pasar tradisional, seperti Toko Satu Hati (atau Suka Hati) di Pasar Jatinegara dan Toko Anggrek di Pasar Mayestik, menawarkan berbagai jenis kue kering dengan harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan toko kue modern. Di Pasar Jatinegara, nastar menjadi primadona dengan harga Rp 150.000 per kilogram. Sementara itu, Toko Anggrek di Pasar Mayestik menyediakan beragam pilihan, mulai dari nastar, kastengel, sagu keju, putri salju, hingga lidah kucing. Pemilihan kue kering di pasar tradisional bukan hanya soal harga, tetapi juga menjadi bagian dari pengalaman berbelanja yang lebih personal dan dekat dengan budaya lokal.
Daftar Toko Kue Kering di Pasar Tradisional:
- Toko Satu Hati (Suka Hati) – Pasar Jatinegara
- Toko Anggrek – Pasar Mayestik
Daftar Lapis Legit Legendaris:
- Lapis Legit Ny. Oeij – Cinere, Depok (Sejak 1950)
- Lapis Legit Ny. Liem – Bandung (Sejak 1966)