Gunung Marapi Kembali Erupsi, Warga Sekitar Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Ancaman Lahar Dingin Masih Membayangi

Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi yang terjadi pada Kamis, 13 Maret 2025, pukul 07.55 WIB. Meskipun tinggi kolom abu erupsi tidak teramati akibat tertutup kabut, kejadian ini menjadi pengingat akan potensi bahaya yang masih mengintai masyarakat di sekitar gunung tersebut. Erupsi terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,2 mm dan durasi 37 detik, menurut laporan dari petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA), Teguh Purnomo.

Status Gunung Marapi saat ini masih berada pada Level II (Waspada). Imbauan kepada masyarakat untuk tidak mendekati kawah dalam radius 3 kilometer tetap berlaku dan perlu ditekankan. Lebih jauh lagi, peringatan serius disampaikan kepada penduduk yang bermukim di sepanjang lembah dan aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi. Ancaman bahaya lahar dingin, terutama selama musim hujan, merupakan ancaman nyata yang harus diantisipasi. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan memantau perkembangan informasi dari pihak berwenang.

Penggunaan masker juga direkomendasikan jika terjadi hujan abu vulkanik, mengingat dampaknya terhadap kesehatan pernapasan. Langkah antisipatif ini penting untuk meminimalisir risiko kesehatan masyarakat akibat paparan abu vulkanik.

Sejarah Erupsi dan Bencana:

Tragedi erupsi Gunung Marapi pada 3 Desember 2023 masih menyisakan duka mendalam. Sebanyak 23 pendaki kehilangan nyawa dalam peristiwa tersebut. Sejak saat itu, aktivitas vulkanik Gunung Marapi terus berlangsung, dengan erupsi-erupsi susulan yang disertai lontaran abu vulkanik. Bencana tak berhenti sampai di situ. Banjir lahar pada Sabtu, 11 Mei 2024, telah menelan korban jiwa sebanyak 60 warga di Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Padang Pariaman. Kejadian ini menjadi bukti nyata betapa dahsyatnya dampak aktivitas Gunung Marapi terhadap kehidupan masyarakat sekitar.

Langkah-langkah Kesiapsiagaan:

Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu meningkatkan koordinasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana. Pentingnya edukasi tentang jalur evakuasi, tempat evakuasi sementara, dan prosedur evakuasi perlu terus digalakkan. Selain itu, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat penampungan sementara dan bantuan logistik juga perlu dipersiapkan untuk menghadapi potensi bencana susulan. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci dalam meminimalisir dampak kerugian jiwa dan harta benda akibat aktivitas Gunung Marapi.

Kesimpulannya, erupsi Gunung Marapi pada Kamis lalu merupakan pengingat akan potensi bahaya yang masih ada. Kewaspadaan dan kesiapan masyarakat, diiringi koordinasi yang baik antara pemerintah dan instansi terkait, menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi ancaman bahaya lahar dan abu vulkanik di masa mendatang. Masyarakat dihimbau untuk senantiasa mengikuti arahan dan imbauan dari pihak berwenang serta terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi melalui kanal resmi.