Analisis Pasar Saham: Strategi Investasi di Tengah Pelemahan Saham Big Cap

Analisis Pasar Saham: Strategi Investasi di Tengah Pelemahan Saham Big Cap

Pasar saham domestik kembali mengalami gejolak, ditandai dengan penurunan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 87,11 poin atau 1,34 persen pada sesi I perdagangan Selasa, 4 Maret 2025. Penurunan ini terjadi setelah kenaikan signifikan sebesar 3,97 persen pada perdagangan Senin sebelumnya. Pelemahan ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap), dengan mayoritas saham di jajaran Top 10 market cap BEI mengalami penyusutan. Hanya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mempertahankan kapitalisasi pasar di atas Rp 1.000 triliun, yakni Rp 1.074 triliun, sedangkan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) berada di posisi kedua dengan Rp 856 triliun. Perubahan signifikan juga terlihat dengan keluarnya PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) dari jajaran Top 10, digantikan oleh PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang meskipun sempat mencapai Auto Rejection Atas (ARA) beruntun, kini sedang dalam masa suspensi.

Beberapa saham big cap lainnya, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), menunjukkan performa yang kurang menguntungkan secara year to date, memberi tekanan pada indeks IHSG. Para analis mengaitkan penurunan ini dengan arus dana keluar (capital outflow) yang signifikan dari investor asing, terutama dipicu oleh sentimen rebalancing Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada akhir pekan lalu. Meskipun terjadi rebound pada awal pekan, para ahli mengingatkan perlunya kehati-hatian, menekankan pentingnya mengamati foreign inflow untuk mengkonfirmasi potensi kenaikan berkelanjutan. Aksi jual bersih (net sell) investor asing mencapai Rp 10,21 triliun sepanjang pekan lalu, dan masih menunjukkan angka net sell sebesar Rp 137,91 miliar di seluruh pasar pada awal pekan ini.

Berbagai pandangan disampaikan para analis terkait prospek saham big cap dan IHSG. Beberapa menilai penurunan harga sebagai technical rebound atau normalisasi pasca-rebalancing MSCI. Namun, jika aksi net sell investor asing berlanjut, pembalikan arah yang solid dinilai masih belum terlihat. Pendapat lain menyebutkan bahwa kenaikan IHSG yang tidak disertai inflow asing bersifat sementara. Meskipun demikian, valuasi beberapa saham big cap dinilai menarik untuk investasi jangka panjang, dibandingkan dengan valuasi empat tahun terakhir. Beberapa analis bahkan melihat potensi momentum koleksi saham-saham yang sudah terdiskon dibandingkan nilai intrinsiknya, mengingat beberapa saham big cap telah memasuki area oversold yang dapat mendorong technical rebound.

Rekomendasi investasi pun beragam. Beberapa analis merekomendasikan trading buy untuk saham tertentu dengan target harga spesifik, seperti BBRI (Rp 3.970), BMRI (Rp 5.800), dan BBCA (Rp 10.400). Rekomendasi speculative buy juga diberikan pada saham-saham tertentu dengan memperhatikan support dan resistance harga. Sementara itu, ada juga yang menyarankan akumulasi beli secara selektif dan bertahap pada saham big cap tertentu, seperti BBRI, BBCA, BMRI, dan TLKM. Namun, peringatan akan kondisi pasar yang belum stabil tetap disampaikan, dengan perkiraan potensi pelemahan IHSG ke level support tertentu dan potensi kenaikan ke level resistance tertentu. Secara umum, para analis menyoroti pentingnya analisis mendalam dan kehati-hatian sebelum mengambil keputusan investasi, mengingat potensi rebound jangka pendek yang dipengaruhi oleh valuasi yang murah dan potensi inflow asing, serta faktor-faktor fundamental seperti rilis laporan keuangan dan pemangkasan suku bunga acuan.

Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi dan analisis pasar. Informasi ini bukan merupakan rekomendasi investasi dan keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset dan konsultasi dengan profesional keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.