BPOM Semarang Temukan Boraks dalam Kerupuk Gendar saat Razia Takjil Ramadhan
BPOM Semarang Temukan Boraks dalam Kerupuk Gendar saat Razia Takjil Ramadhan
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang melakukan inspeksi mendadak terhadap sejumlah takjil yang dijual di sentra kuliner Ramadhan Alun-alun Kauman, Semarang, Jawa Tengah. Hasilnya, dari 83 sampel yang diambil, satu sampel kerupuk gendar terdeteksi mengandung boraks, zat pengawet berbahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan serius. Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, menegaskan temuan tersebut pada Kamis (13/3/2025) dan menyatakan pihaknya akan menelusuri asal-usul dan produsen kerupuk gendar yang terkontaminasi tersebut.
Penelusuran ini melibatkan kerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang. Langkah investigasi ini difokuskan pada identifikasi produsen dan penentuan apakah penambahan boraks dilakukan secara sengaja atau tidak. BPOM Semarang menegaskan akan mengambil tindakan tegas, termasuk penarikan dan pemusnahan produk, jika terbukti adanya penambahan boraks secara sengaja yang merupakan pelanggaran hukum. "Apabila ada unsur kesengajaan dalam penambahan boraks, maka kami akan menindak tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku," tegas Lintang. Proses penyelidikan dilakukan untuk memastikan akuntabilitas dan perlindungan konsumen.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam, memberikan penjelasan mengenai bahaya boraks. Ia menjelaskan bahwa boraks umumnya digunakan untuk memberikan tekstur kenyal pada makanan, namun penggunaan zat ini sangat berbahaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perubahan warna pada sampel kerupuk gendar setelah diberi reagen, menjadi indikasi kuat keberadaan boraks. Meskipun mayoritas takjil yang diperiksa dinyatakan aman, Hakam menekankan pentingnya kewaspadaan. Ia mengingatkan masyarakat akan bahaya konsumsi boraks jangka pendek yang dapat menyebabkan mual, pusing, dan muntah. Lebih lanjut, ia memperingatkan bahaya paparan boraks dalam jangka panjang yang dapat menyebabkan penyakit serius, termasuk kanker.
"Konsumsi makanan yang mengandung boraks secara terus-menerus dapat berdampak sangat serius bagi kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga penyakit kronis seperti kanker," jelas Hakam. Ia juga menyebutkan perlunya pengawasan ketat terhadap berbagai jenis makanan, termasuk lontong, yang juga berpotensi mengandung boraks. BPOM Semarang akan terus meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan di Alun-alun Kauman selama bulan Ramadhan untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat.
BPOM Semarang berkomitmen untuk menjaga keamanan pangan dan kesehatan masyarakat. Kegiatan pengawasan dan penindakan ini merupakan bagian dari upaya pencegahan dan perlindungan konsumen dari makanan yang mengandung bahan berbahaya. Kerjasama antar instansi terkait, seperti BPOM, Dinkes, dan Dinas Ketahanan Pangan, menjadi kunci keberhasilan dalam memastikan keamanan dan kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat selama bulan Ramadhan dan seterusnya. Tindakan tegas dan penelusuran menyeluruh akan memastikan produsen nakal bertanggung jawab atas tindakannya dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan BPOM Semarang:
- Melacak dan mengidentifikasi produsen kerupuk gendar yang mengandung boraks.
- Melakukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan apakah penambahan boraks dilakukan secara sengaja atau tidak.
- Menarik dan memusnahkan produk kerupuk gendar yang terbukti mengandung boraks.
- Menerapkan sanksi tegas kepada produsen yang terbukti melakukan pelanggaran.
- Meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan makanan di sentra kuliner Ramadhan dan tempat-tempat lainnya.
- Meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya makanan yang mengandung bahan berbahaya.