Rumah Nenek Hasna Direnovasi: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Atasi Permasalahan Hunian Tidak Layak

Rumah Nenek Hasna Direnovasi: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Atasi Permasalahan Hunian Tidak Layak

Kisah Nenek Hasna, yang sebelumnya viral karena tinggal di rumah berukuran 2x3 meter bersama 12 anggota keluarga, kini memasuki babak baru. Setelah mendapat perhatian luas, proses renovasi rumahnya yang sempat tertunda akhirnya menemukan titik terang berkat kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta. Inisiatif Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait (Ara), untuk membantu Nenek Hasna telah berbuah hasil nyata, meskipun prosesnya melalui beberapa tahapan dan melibatkan berbagai pihak.

Langkah awal yang diambil Menteri Ara adalah pembelian rumah tetangga Nenek Hasna, bernama Siti, senilai Rp 200 juta. Pembelian ini merupakan langkah strategis untuk memperluas lahan tempat tinggal Nenek Hasna, mengatasi permasalahan ruang yang sangat terbatas di rumah sebelumnya. Proses pembelian ini telah disepakati dan pembayarannya akan ditangani langsung oleh Kementerian PKP, memastikan kelancaran proses renovasi. Keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang, guna memastikan Nenek Hasna dan keluarganya memperoleh hunian yang layak dan memadai.

Namun, proses renovasi tidak hanya bergantung pada inisiatif pemerintah. Pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma (Aguan), melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, turut berperan penting dalam proyek ini. Nenek Hasna terdaftar sebagai salah satu penerima manfaat dari program renovasi 500 rumah tidak layak huni yang dijalankan yayasan tersebut di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Keterlibatan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan dukungan signifikan dalam segi pendanaan dan pelaksanaan pembangunan, memastikan kualitas renovasi dan penyelesaian proyek sesuai standar.

Kondisi rumah Nenek Hasna saat ini menunjukkan proses pembongkaran telah selesai. Berdasarkan keterangan tetangga, pembongkaran dilakukan pada November 2024 dan berlangsung selama 2-3 hari. Kini, lokasi tersebut berupa lahan kosong yang telah dibersihkan dari sisa-sisa bangunan lama. Terlihat tumpukan material bangunan, menandakan persiapan untuk memulai pembangunan.

Sementara itu, Nenek Hasna dan keluarganya menempati rumah kontrakan yang disewakan oleh Kementerian PKP selama proses renovasi. Kontrak sewa kontrakan berukuran 14x4 meter tersebut akan berakhir setelah Lebaran, namun Menteri Ara telah berjanji akan menambah masa sewa selama tiga bulan. Setelah itu, biaya sewa kontrakan akan ditanggung oleh Aguan hingga rumah Nenek Hasna selesai dibangun. Pembangunan rumah Nenek Hasna yang baru direncanakan akan dimulai pada 14 April 2025, memberikan harapan baru bagi keluarga besar Nenek Hasna untuk memiliki hunian yang lebih layak dan nyaman.

Proses renovasi rumah Nenek Hasna merupakan contoh nyata kolaborasi yang efektif antara pemerintah dan swasta dalam menangani masalah hunian tidak layak. Dengan komitmen bersama dan langkah-langkah yang terkoordinasi, masalah hunian bagi keluarga Nenek Hasna dapat teratasi, memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka.

Timeline Renovasi:

  • November 2024: Pembongkaran rumah lama.
  • November 2024 - Sekarang: Nenek Hasna dan keluarga tinggal di kontrakan.
  • Setelah Lebaran: Kontrakan diperpanjang 3 bulan oleh Menteri Ara, selanjutnya ditanggung Aguan.
  • 14 April 2025 (Rencana): Dimulai pembangunan rumah baru.