Bencana Banjir di Pesisir Selatan: Ratusan Warga Terisolasi Akibat Putusnya Jembatan Gantung
Bencana Banjir di Pesisir Selatan: Ratusan Warga Terisolasi Akibat Putusnya Jembatan Gantung
Bencana banjir yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada Rabu (12/3/2025) telah mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap aksesibilitas dan kehidupan warga di beberapa nagari. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan meluapnya sungai dan memutus akses utama penghubung, khususnya di Nagari Palangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir. Putusnya jembatan gantung yang merupakan satu-satunya akses menuju Kampung Limau Sundai telah mengisolasi sekitar 200 kepala keluarga.
Novermal Yuska, anggota DPRD Pesisir Selatan dari PAN sekaligus tokoh masyarakat setempat, menjelaskan situasi darurat yang dihadapi warga. Menurutnya, putusnya jembatan memaksa warga untuk menempuh perjalanan kaki sejauh kurang lebih 2 kilometer guna mencapai daerah yang terhubung dengan infrastruktur jalan utama. Kondisi ini semakin diperparah dengan terbatasnya akses terhadap kebutuhan pokok pasca banjir. "Warga sangat membutuhkan bantuan makanan dan minuman segera," ungkap Novermal, menekankan urgensi bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan. Ia juga mendesak pemerintah daerah untuk segera mencari solusi jangka pendek, misalnya dengan membangun jembatan darurat, untuk memulihkan aksesibilitas masyarakat secara cepat dan efektif. Penanganan yang cepat dan tepat dinilai krusial untuk mencegah dampak lebih luas dari isolasi tersebut.
Sementara itu, Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Ilham Wahab, mengkonfirmasi tingginya intensitas hujan sebagai penyebab utama banjir yang melanda wilayah tersebut. Ia menjelaskan bahwa selain Nagari Palangai Gadang, banjir juga mengakibatkan ratusan rumah di Nagari Kampuang Tangah, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, terendam. Proses pendataan terhadap kerugian material dan jumlah rumah yang terdampak masih dilakukan oleh tim BPBD. Meskipun banjir dilaporkan telah surut, warga masih harus berjibaku membersihkan sisa-sisa material banjir yang masuk ke dalam rumah mereka.
Pemerintah daerah beserta instansi terkait kini tengah fokus pada upaya pemulihan pascabanjir. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi pendistribusian bantuan logistik bagi warga terdampak, pengecekan infrastruktur yang rusak, dan perencanaan pembangunan infrastruktur pengganti yang lebih tahan terhadap bencana alam. Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan pembangunan infrastruktur yang tangguh di daerah-daerah rawan bencana di Sumatera Barat.
Langkah-langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan:
- Distribusi Bantuan: Pembagian bantuan logistik seperti makanan, minuman, obat-obatan, dan pakaian layak pakai kepada warga terdampak di Nagari Palangai Gadang dan Nagari Kampuang Tangah.
- Perbaikan Infrastruktur: Pembangunan jembatan darurat di Nagari Palangai Gadang untuk segera memulihkan aksesibilitas masyarakat.
- Pendataan Kerusakan: Pendataan menyeluruh terhadap kerusakan rumah dan infrastruktur lainnya yang terdampak banjir di kedua nagari.
- Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana: Sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya banjir.
- Studi Kelayakan Infrastruktur: Studi kelayakan untuk pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana alam di daerah rawan banjir.
Situasi ini memerlukan respon cepat dan terkoordinir dari berbagai pihak untuk meminimalisir dampak lebih lanjut dan memastikan keselamatan warga.