Atlet Taekwondo Bandung Bantah Tudingan Penculikan, Ungkap Kisah Pernikahan dan Kehidupan Baru

Atlet Taekwondo Bandung Bantah Tudingan Penculikan, Ungkap Kisah Pernikahan dan Kehidupan Baru

Fidya Kamalindah (30), mantan atlet taekwondo asal Kota Bandung, baru-baru ini muncul ke publik untuk membantah kabar penculikannya yang telah beredar selama hampir satu dekade. Pernyataan tersebut disampaikan melalui sebuah video yang diunggah di media sosial, menanggapi laporan orang tuanya, Hindarto (59) dan Khodijah Dede Indriany (50), yang melaporkan dirinya hilang sejak Januari 2016. Dalam video tersebut, Fidya dengan tegas menyatakan bahwa kepergiannya dari rumah bukanlah hasil penculikan, melainkan sebuah keputusan pribadi yang diambil setelah mengalami dugaan kekerasan fisik dan psikis selama bertahun-tahun. Ia menekankan bahwa kepergiannya merupakan upaya untuk melepaskan diri dari situasi yang dianggapnya mengancam kesejahteraan mental dan fisiknya.

Fidya menjelaskan kronologi kepergiannya. Ia mengungkapkan bahwa tekanan yang dialaminya selama menekuni olahraga taekwondo, yang diduga dilakukan oleh orang tuanya sendiri, telah mendorongnya untuk meninggalkan rumah pada usia 21 tahun. Keberaniannya untuk mengambil langkah tersebut didorong oleh kemandirian ekonomi yang diraihnya melalui usaha jualan online. Setelah meninggalkan rumah orang tuanya, Fidya bertemu dengan seorang pria yang kemudian menjadi suaminya. Pernikahan mereka dilakukan secara siri di Bekasi. Kini, Fidya telah memiliki seorang anak dan telah membangun kehidupan baru bersama keluarganya. Ia menyatakan penyesalannya atas keresahan yang ditimbulkan oleh pemberitaan yang tidak akurat mengenai dirinya.

Menanggapi laporan polisi yang dibuat oleh ayahnya ke Polda Jabar pada Januari 2016, Fidya menjelaskan bahwa pada saat itu ia tengah mengandung empat bulan. Ia menekankan bahwa sejak awal, ia tidak pernah menjadi korban penculikan. Perkembangan kasus tersebut, menurut Fidya, berujung pada pemahaman dan penerimaan dari pihak keluarganya atas pilihan hidup yang telah ia ambil. Orang tuanya, setelah menyadari kebenaran situasi, akhirnya menerima keputusan Fidya untuk hidup mandiri dan membentuk keluarganya sendiri. Fidya mengungkapkan rasa syukur atas perubahan sikap orang tuanya, yang telah berbesar hati untuk menerima pilihan hidup yang telah ia buat.

Dalam video tersebut, Fidya menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas kegaduhan yang ditimbulkan oleh pemberitaan tersebut. Ia berharap agar masalah ini tidak lagi menjadi konsumsi publik dan keluarganya dapat hidup damai. Fidya juga menyampaikan pesan penuh haru kepada orang tuanya, yang intinya berisi harapan agar mereka dapat menerima kehidupan barunya dan keluarga kecil yang telah ia bina. Ia menyatakan cintanya dan doa terbaiknya untuk kedua orang tuanya serta saudara-saudaranya. Fidya menekankan bahwa ia hanya ingin menjalani kehidupan yang tenang dan bahagia bersama suami dan anaknya. Ia berharap agar seluruh pihak dapat menghormati privasi keluarganya dan tidak lagi memperkeruh situasi.

Penjelasan Tambahan: * Fidya mengungkapkan detail mengenai situasi yang membuatnya meninggalkan rumah dan membangun kehidupan baru. * Kronologi kejadian dijelaskan secara lebih rinci, termasuk penjelasan mengenai laporan polisi dan perkembangannya. * Pernyataan Fidya dijabarkan lebih detail, sehingga memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai situasinya. * Penjelasan mengenai dampak pemberitaan terhadap dirinya dan keluarganya. * Pesan kepada publik dan keluarganya diungkapkan dengan lebih lugas dan terstruktur.