Kursus Mengemudi vs. Belajar Mandiri: Memilih Metode Terbaik untuk Keselamatan dan Keahlian
Kursus Mengemudi vs. Belajar Mandiri: Memilih Metode Terbaik untuk Keselamatan dan Keahlian
Kemampuan mengemudi yang mumpuni merupakan prasyarat utama sebelum seseorang mengaspal di jalan raya. Namun, jalur pembelajarannya beragam; sebagian besar masyarakat memilih mengikuti kursus mengemudi terstruktur, sementara lainnya lebih menyukai pendekatan otodidak, dibimbing oleh keluarga atau teman. Pertanyaannya, mana yang lebih efektif dan, yang terpenting, lebih aman?
Marcell RDC Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC), menekankan keunggulan kursus mengemudi resmi. Ia berpendapat bahwa metode ini menawarkan struktur pembelajaran yang jauh lebih terjamin daripada belajar mandiri. Keunggulan tersebut mencakup aspek legalitas, keamanan, dan efektivitas. “Kursus mengemudi memiliki kurikulum terstandar, instruktur bersertifikasi, serta kendaraan latihan dilengkapi dengan pedal tambahan untuk meminimalisir potensi kecelakaan. Ini jauh lebih aman daripada belajar sendiri tanpa pengawasan yang memadai,” ujar Marcell dalam wawancara dengan Kompas.com pada Kamis, 13 Maret 2025.
Lebih lanjut, Marcell menjelaskan bahwa kurikulum kursus mengemudi tidak hanya fokus pada keterampilan mengemudi dasar. Peserta juga dibekali pemahaman komprehensif tentang peraturan lalu lintas, etika berkendara, dan strategi penanganan situasi darurat di jalan raya. Kemampuan mengantisipasi dan merespon situasi tak terduga ini krusial untuk keselamatan pengemudi dan pengguna jalan lainnya. Hal ini menjadi perbedaan signifikan dengan metode belajar mandiri yang cenderung lebih terbatas dan kurang sistematis.
Meskipun belajar otodidak, khususnya dengan bimbingan anggota keluarga, memiliki daya tarik tersendiri – terutama dalam hal fleksibilitas dan penggunaan kendaraan pribadi – metode ini menyimpan beberapa kekurangan yang signifikan. Kurangnya pengawasan dari instruktur profesional dapat menyebabkan kesalahan teknik mengemudi yang tidak terdeteksi dan terkoreksi, berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan. “Seringkali, proses belajar dengan orang terdekat, seperti suami atau orang tua, diwarnai aspek emosional dan kurangnya kesabaran. Ini dapat mengganggu efektivitas pembelajaran dan bahkan menimbulkan tekanan bagi pembelajar pemula,” tambah Marcell.
Untuk mencapai hasil optimal, Marcell merekomendasikan pendekatan terintegrasi. Ia menyarankan memulai dengan kursus mengemudi untuk membangun fondasi keterampilan mengemudi yang benar dan aman. Setelah itu, latihan mandiri dapat dilakukan untuk mempertajam kemampuan dan meningkatkan kepercayaan diri sebelum berkendara secara independen di jalan raya. Kombinasi ini diharapkan mampu menghasilkan pengemudi yang lebih kompeten, bertanggung jawab, dan siap menghadapi berbagai kondisi lalu lintas.
Kesimpulannya, pilihan antara kursus mengemudi dan belajar mandiri bergantung pada prioritas dan kondisi masing-masing individu. Namun, aspek keamanan dan efektivitas pembelajaran tidak boleh diabaikan. Kursus mengemudi resmi menawarkan struktur dan pengawasan yang lebih terjamin, sementara latihan mandiri dapat menjadi pelengkap yang efektif setelah pondasi keterampilan mengemudi yang solid telah terbangun.