Banjir Pesisir Selatan: Arus Kayu Hanyut Kuat Indikasi Pembalakan Liar
Banjir Pesisir Selatan: Arus Kayu Hanyut Kuat Indikasi Pembalakan Liar
Bencana banjir yang menerjang Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu (12/3/2025) sore, menyisakan keprihatinan mendalam. Lebih dari sekadar dampak hujan deras, peristiwa ini diduga kuat dipicu oleh praktik pembalakan liar yang selama ini merajalela di kawasan hutan sekitar. Bukti nyata terlihat dari jumlah kayu hanyut yang signifikan saat banjir melanda, sebuah pemandangan yang menguatkan dugaan keterlibatan aktivitas ilegal tersebut.
Novermal Yuska, tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Pesisir Selatan dari PAN, mengungkapkan keprihatinannya. Dalam keterangannya kepada Kompas.com Kamis (13/3/2025), Novermal menyatakan bahwa banyaknya kayu yang terbawa arus banjir merupakan indikasi kuat dari praktik pembalakan liar yang telah berlangsung lama. Beredarnya video-video di media sosial yang memperlihatkan kayu-kayu tersebut semakin memperkuat dugaan tersebut. "Banyak kayu yang hanyut saat banjir diduga akibat pembalakan liar," tegasnya. Novermal menekankan bahwa masyarakatlah yang paling merasakan dampak buruk dari aktivitas ilegal ini; bencana banjir menjadi bukti nyata dari konsekuensi pembalakan liar yang tak terkendali.
Ia mendesak aparat penegak hukum untuk segera melakukan penyelidikan menyeluruh guna mengungkap dan menindak tegas pelaku pembalakan liar. "Yang sengsara akibat pembalakan liar itu ya masyarakat sendiri. Banjir datang," ujarnya dengan nada penuh penekanan. Penyelidikan yang komprehensif, menurutnya, sangat penting untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang dan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat yang menjadi korban.
Sementara itu, dampak banjir sendiri cukup signifikan. Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Ilham Wahab, melaporkan bahwa banjir melanda Nagari Palagai Gadang dan Nagari Kampuang Tangah di Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menjadi pemicu utama meluapnya air, namun volume kayu hanyut yang luar biasa mengindikasikan peran penting deforestasi dalam memperparah dampak bencana.
Data sementara menunjukkan ratusan rumah terendam banjir, dan proses pendataan masih berlangsung. Sekitar 200 kepala keluarga juga terisolir akibat putusnya jembatan yang disebabkan oleh derasnya arus banjir. Ilham menambahkan bahwa saat ini, kondisi banjir sudah mulai surut dan warga tengah bergotong royong membersihkan puing-puing dan sisa-sisa banjir dari rumah mereka. Namun, pekerjaan berat masih menanti; pemulihan pascabanjir membutuhkan upaya yang sistematis dan terintegrasi, termasuk penuntasan masalah pembalakan liar yang menjadi akar masalah.
Proses pemulihan ini membutuhkan kerjasama yang erat antar berbagai pihak; pemerintah daerah, masyarakat, dan juga lembaga-lembaga terkait lainnya harus bahu membahu mengatasi dampak banjir dan mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang. Penanganan yang terpadu dan komprehensif, termasuk penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku pembalakan liar, menjadi kunci utama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan berkelanjutan bagi masyarakat Pesisir Selatan.
Langkah-langkah selanjutnya yang krusial meliputi:
- Penyelidikan dan penegakan hukum yang ketat terhadap pelaku pembalakan liar.
- Peningkatan pengawasan di kawasan hutan rawan pembalakan liar.
- Rehabilitasi hutan dan lahan yang rusak akibat pembalakan liar.
- Peningkatan kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana banjir.
- Pembangunan infrastruktur yang tangguh terhadap bencana banjir.