Pengerukan Kali Krukut: Solusi Tidak Efektif Atasi Banjir Jakarta Selatan?
Pengerukan Kali Krukut: Solusi Tidak Efektif Atasi Banjir Jakarta Selatan?
Banjir yang kembali melanda Jalan NIS, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, menimbulkan pertanyaan akan efektifitas program pengerukan Kali Krukut yang baru saja dilaksanakan. Warga setempat menilai, pengerukan yang dilakukan di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno, tidak memberikan dampak signifikan dalam mengurangi intensitas dan durasi banjir. Hasanudin, warga yang telah bermukim di Jalan NIS sejak 1967, mengungkapkan kekecewaannya. Meskipun pengerukan telah dilakukan secara lebih dalam dari jembatan hingga titik tertentu, banjir tetap terjadi. Ia menjelaskan, kendala teknis berupa sempitnya aliran kali di beberapa titik, menghambat proses pengerukan menyeluruh dan menjadi penyebab utama kegagalan program tersebut dalam mengatasi masalah banjir. Hasanudin menambahkan harapannya agar pemerintah tidak hanya fokus pada pengerukan, tetapi juga pada pelebaran Kali Krukut, mengingat sebagian lahan di pinggir kali masih milik warga dan menyempitkan aliran sungai.
Sentimen serupa diungkapkan Jumiko, warga lainnya di Jalan NIS. Ia menuturkan, frekuensi banjir di daerah tersebut meningkat drastis. Jika sebelumnya banjir hanya terjadi tiga kali setahun dan surut dengan cepat, kini banjir datang lebih sering dan bertahan lebih lama. Meskipun demikian, Jumiko menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah banjir kepada pemerintah, yang menurutnya lebih memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi banjir tahunan di wilayah tersebut. Pernyataan Jumiko turut menyoroti pentingnya perencanaan yang terintegrasi dan komprehensif dalam penanggulangan banjir, yang tidak hanya bergantung pada satu solusi seperti pengerukan saja. Ia berharap agar Gubernur Rano Karno, yang telah menyatakan komitmennya untuk menangani persoalan ini, dapat mengambil langkah yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Sebelumnya, pengerukan seluruh kali dan sungai di Jakarta menjadi prioritas utama pemerintahan Pramono-Rano setelah pelantikan. Rano Karno bahkan telah berjanji untuk mengeruk semua sungai di Jakarta. Rencana ini termasuk dalam program 100 hari kerja mereka, dan melibatkan koordinasi dengan sekitar 5.000 petugas PPSU. Namun, pengalaman warga di Jalan NIS menunjukkan bahwa pengerukan kali saja tidak cukup untuk mengatasi masalah banjir yang kompleks. Hal ini menuntut evaluasi menyeluruh terhadap strategi penanggulangan banjir Jakarta, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari kapasitas saluran air, pengelolaan sampah, hingga peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Kesimpulannya, kasus banjir di Jalan NIS menyoroti perlunya pendekatan yang lebih holistik dan terintegrasi dalam penanggulangan banjir di Jakarta. Pengerukan kali, meskipun penting, bukanlah satu-satunya solusi dan perlu diiringi dengan langkah-langkah lain seperti pelebaran sungai, pengelolaan tata ruang yang baik, serta kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Pemerintah perlu melakukan evaluasi yang komprehensif terhadap program pengerukan dan merumuskan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah banjir yang berulang di Jakarta.