BPBD DKI Jakarta Waspada Hujan Ekstrem dan Kenaikan Debit Ciliwung

BPBD DKI Jakarta Waspada Hujan Ekstrem dan Kenaikan Debit Ciliwung

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meningkatkan kewaspadaan menyusul prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai cuaca ekstrem dan hujan deras yang diperkirakan akan berlangsung hingga dua hari ke depan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, di Balai Kota Jakarta pada Selasa (4/3/2025). Intensitas hujan yang tinggi diprediksi akan berdampak signifikan terhadap debit air Sungai Ciliwung.

Yohan menjelaskan, curah hujan yang tinggi tidak hanya terjadi di wilayah Jakarta, tetapi juga di wilayah hulu Sungai Ciliwung, meliputi Jawa Barat, khususnya Kabupaten Cianjur dan Bogor. Kiriman air dari daerah hulu ini menjadi perhatian utama BPBD DKI Jakarta karena berpotensi meningkatkan debit air di sungai dan berujung pada peningkatan risiko banjir di Jakarta. "Sungai Ciliwung membentang dari hulu ke hilir, dari Kabupaten Cianjur hingga Teluk Jakarta," ujar Yohan, menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap kondisi sungai.

Mengingat luasnya cakupan wilayah aliran Sungai Ciliwung dan potensi dampaknya terhadap Jakarta, BPBD DKI Jakarta tidak bekerja sendiri. Yohan menambahkan bahwa pihaknya berkoordinasi secara intensif dengan instansi terkait di daerah penyangga untuk mengantisipasi dan mitigasi dampak hujan ekstrem. Kerjasama antar daerah ini dinilai krusial dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir.

Lebih lanjut, Yohan menjelaskan bahwa BPBD DKI Jakarta terus memantau pergerakan air di Sungai Ciliwung. Pemantauan ini dilakukan secara intensif untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan peningkatan debit air yang signifikan. Informasi yang diperoleh dari pemantauan ini akan digunakan untuk mengambil langkah-langkah antisipasi dan penanggulangan bencana yang tepat dan cepat.

Terkait dengan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), Yohan menyatakan bahwa BPBD DKI Jakarta masih menunggu arahan dan rekomendasi dari BMKG. OMC, yang terakhir dilakukan pada pertengahan Februari 2025, merupakan salah satu upaya untuk mengurangi curah hujan dan meminimalisir dampak negatifnya. Namun, pelaksanaan OMC memerlukan koordinasi dan perencanaan yang matang bersama BMKG. Keputusan untuk melaksanakan OMC akan diambil berdasarkan data dan analisa terkini dari BMKG.

BPBD DKI Jakarta menghimbau warga Jakarta untuk tetap waspada dan siaga menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan ekstrem. Masyarakat diharapkan untuk memantau informasi cuaca secara berkala dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana dan meminimalisir dampaknya.

Informasi mengenai PSU dan rekapitulasi suara yang disebutkan dalam berita asli tidak relevan dengan topik utama berita ini dan dihilangkan untuk menjaga konsistensi dan fokus pada isu utama yaitu antisipasi banjir akibat hujan ekstrem di Jakarta.